This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by RM.KOESEN POERBODININGRAT - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by RM.KOESEN POERBODININGRAT - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by RM.KOESEN POERBODININGRAT - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by RM.KOESEN POERBODININGRAT - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by RM.KOESEN POERBODININGRAT - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, June 10, 2012

Mengenang Jumenengan Hangabei sebagai PB. yang ke XIII

Jumenengan Hangabehi, Kereta PB XI Ikut Kirab

[ Sabtu, 26 Juli 2008 ]

SOLO - Kirab Tingalan Jumenengan (peringatan kenaikan tahta) Raja Keraton Kasunanan Pakoeboewono (PB) XIII Hangabehi, 29 Juli mendatang akan berlangsung istimewa. Dalam kirab memperingati tahun keempat dinobatkan jadi raja, sebuah kereta pusaka berusia lebih setengah abad dimuseumkan akan ikut dikirab.

Kereta kuda dengan gelar Kiai Garuda Putra itu terakhir kali digunakan pada masa PB XI bertahta, antara 1939-1945. Sejak saat itu, kereta serupa dengan kendaraan resmi ratu Elizabeth dari Kerajaan Inggris itu pun dimuseumkan.

KRMH Satryo Hadinagoro, kerabat PB XIII yang juga ketua seksi kirab mengatakan saat ini kereta tersebut dalam kondisi baik dan siap untuk digunakan. Dikeluarkannya kereta tersebut dari museum dilakukan untuk ikut mendukung gawe besar Pemkot Solo, yaitu konferensi heritage internasional, September mendatang.

Dikirabnya Garuda Putra juga dimaksudkan supaya warga bisa melihat salah satu kereta pusaka milik keraton. "Selama ini yang dikirab selalu Garuda Kencana dan sembilan kereta lainnya. Nah , tahun ini kami ikutkan lagi satu kereta lainnya, kiai Garuda Putra. Kereta ini buatan Belanda, sama seperti yang dikendarai Ratu Elizabeth di Inggris, ketika menghadiri acara resmi," katanya.

Di masa lalu, kata Satryo, Kiai Garuda Putra itu digunakan sebagai kendaraan penjemput tamu penting keraton. Namun, kadang PB XI dan raja-raja sebelumnya juga menggunakan kereta itu untuk mengunjungi undangan para residen Belanda. "Tapi, sejak PB XI, kereta itu dimuseumkan. Kondisinya masih bagus, siap untuk ditumpangi peserta kirab nanti. Posisinya tepat di belakang Garuda Kencana titihan sinuwun," lanjut Satryo.

Berbeda dengan kirab sebelumnya yang mengambil rute memutar benteng luar keraton, kirab 29 Juli nanti mengambil jalur lebih pendek. Yakni, mulai dari Alun-Alun Utara langsung ke arah Barat melewati Pasar Klewer, hingga Bundaran Baron. Dari bundaran itu belok utara hingga Jl Slamet Riyadi. "Lantas lurus ke timur hingga Bundaran Gladak dan kembali ke Alun-Alun Utara. Sengaja dipendekkan, karena kondisi kereta yang semakin tua serta lalu lintas yang semakin padat," katanya.

Tinggalan jumenengan juga akan diisi beberapa acara lain, seperti dipentaskannya tari sakral Bedhaya Ketawang . Acara juga akan diikuti penobatan atau pemberian gelar terhadap abdi dalem dan kerabat keraton. "Juga akan ada wayang orang dan bakti sosial," lanjut Satryo.

Wayang orang itu akan dimainkan oleh keluarga besar keraton dan dipertontonkan sebanyak dua kali. Pertama akan dimainkan di gedung Wayang Orang Sriwedari 27 Juli, dan dimainkan di Pagelaran Keraton sehari sesudahnya, 28 Juli. "Di hari yang sama juga akan dilakukan bakti sosial, berupa pengobatan gratis bagi warga di sekitar keraton. Dokternya dari kerabat keraton semua," imbuhnya.

Satryo belum mendapat konfirmasi siapa saja tamu penting yang akan datang. Namun, Karina Soekarnoputri, putri Bung Karno dengan Ratna Sari Dewi, dipastikan hadir. "Kalau tokoh nasional yang lain belum dapat konfirmasi. Yang pasti, untuk kerabat di sekitar sini kami nggak ngundang. Hadir di tingalan jumenengan adalah kewajiban bagi abdi dalem dan sentana dalem," tandasnya. (aw/tej)

Kiriman Kisah dan Silsilah dari Keluarga R Tumenggung Ario Nitiadiningrat - Bupati Surabaia

Alur Silsilahnya Trah Nitidiningratan yang merupakan abdidalem dan pengikut setia RM.Koesen-BKPH.Kolonel Poerbodiningrat


R Tumenggung Ario Nitiadiningrat - Bupati Surabaia



Dipun serat lan karacik dening : R.Tumenggung Ario Nitieadiningrat
Jumeneng Bupati ing : Suroboyo
Seratan kawedar ing : Suroboyo;
Inga warsa : 1914
Asli kitab sejarah higkang pirsa : Drs B Sulistyo Wardono
Ngasto ing Pemerintahan Kodya Dati I Pasuruan,
Jumeneng ; Camat Bugul Kidul.
Lumantaripun dumateng kawulo Trah Nitiadiningrat HR Widodo AS (Genealog), saking
Lumantar dening Trah Nitiadiningrat :  DR.Dr. Arman Yurisaldi Saleh, Sp.Syaraf
Kepala Bagian Saraf · DKI Jakarta
DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM R.I.



DALAM TEKS EJAAN ASLI

 Kitab sedjarah familie
RADEN TOEMENGGOENG ARIO NITIEADININGRAT

di Negrie

P A S O E R O E W A N

Terkoempoel dan die tulis oleh :
RADEN TOEMENGGOENG ARIO NITIEADININGRAT

BOEPATIE die SOERABAIA




Tahoen 1914
___________


PENDAHOELOEWAN
Bahoewa njang bertanda tangan die bawah inie soedah lama sekalie ada kahendak membikin “Sedjarah poro leloehoer die Pasoeroewan" dan telah mengamat amattie model-modelnja darie “pakem sedjarah Ieloehoer darie lain familie die lain-lain negri kedapet adalah roepa-roepa jaitoe: Ada jang die bikin saroepa gambar pokok (poehoenan) besaar lantas die atoer die boewah - boewahnja itoe poehoen atawa. ada djoega die dalem daon-daonnja die toeliessie namanja sesatoenja toeroenan itoe."
Ada jang diebikin sapertie gambar boelat-boelat tergandeng-gandengken satoe sama lain dengen die dalem gambar boelatan itoe die toelisken nama-nama toeroenan dan djoega ada njang die bikin staat-staat dan sebageinja.
Sedjarah darie jang bertanda tangan die bawah inie lantas sengadja die bikin saroepa. kitab tjerita maksoednja .soepaia me-menoehie apa jang die kahendakken sebab moedah meloewas-ken tempat - toeliessan dan berringkas djadie satoe kitab jang moedah die pegang satoe tangan tida sepertie atoeran jang lain lantas djadie goeloengan kertas njang besar biasa soesah sekalie boewat die priksa, apalagie die sinie die hoeboengken tjarita- tjaritanja jang, soepaia bisa .menjenengken orang jang membatja."
Inie kitab die bikin berfatsal-fatsal bolih djadie lebih baek, dan die toelis bahasa malajoe rendah, jaitoe bahasa melajoe jang biasa die pakei bitjara oleh orang banjak die Djawa sinie. Bagitoe djoega itoe kahendak tidak sekalie-kalie jang bertandatangan die bawah inie ada merasa sampei salesih poenja ketahoewannja die atas inie sedjarah, tjoema bakal die tjaritaken die mana sampeinja itoe tjarita die ketahoewienja oleh njang bertanda. tangan die bawah inie, dengen djoega beralassan dawoehja orang toewa serta mengoempoel-ngoempoel darie toelisan-toelisan tingallan yang kebetoelan bisa die dapet olehnja hanja maoe die ambil jang perloe perloe sadja.
Darie pada itoe die minta kapada sekalijan pembatja inie kitab djieka ada kedapet salahnja, djangan die tjelah, tetapie soepaia soeka hatie sekalie biar die robah, djoega djiekaloe ada kira henda menambahken tjaritanja sebab die sinie misie koerang, ia itoe memang die harep sekalie-sekalie tjoema goenanja jang bertanda tangan die bawah inie mengarang inie kitab bermaksoed biar die blakang-blakang harie adalah toeroenan jang "kagelappan" ingin taoe oeroesannja dan tjaritanja leloehoer, djadie bisa moedah mentjaharie die dalem inie kitab, mangka lebih oetama kaloe pembatja soeka ambil toeroenan kitab inie dan die simpeni baek-baek djadie poesakanja anak tjoetjoek adanja.

SOERABAIA, , .............. .... 1914.
N I T I E A D I N I N G R A T.


Adalah die tjaritaken negrie Pasoeroewan nama Pasoeroehan itoe bahasa djawa artinja tempatnja "soeroehan"= kongkonnan djoega biasa die sana orang pakei bahasa kromo Pasedahan = tempat pemanggillan = dipoen atoeri dan djoega nama Gembong sebab darie soengi besar die dalem Kotanja ada die namakan begitoe, dan nama Pasoeroewan--Pasedahan itoe cbabarnja ketarik Boepatie-boepatie die sitoe itoe doeloenja sring djadie “soeroehannja” pembesar hata perkara prang dan-apa djoega. Bangsa Ollanda ada jang kasie nama Pasaroewang, die sebabken kira-kira taoen 1850 sampei 1880 inie negrie amat redjo, hasil taneman kopie, teboe, amat besar, perdagangan amat madjoe pendeknja ramee-rameenja orang bisa dapet oentoeng malahan itoe waktoe- Pasoeroewan ada lebih ramee darie Soerabaia.
Sabetoelnja itoe nama Pasoeroewan, "kaloe menurut tjaritanya saorang Ollanda nama toewan Hageman doeloe djadie administrateur fabriek Arak die Redjoso Pasoeroewan adalah die dapat darie tjarita-tjarila babat jang pada soewaktoe-waktoe Pasoeroewan beloen djadi negrie ada swatoe djoeragan prahoe jang mendapet tjilaka die laoet praonja kerem tapie djoeragan itoe slamet sehingga dia bisa kedarat dan didoekoeh die swatoe tempat jang sekarang ini djadi kampoeng Mandaran. Djoeragan praoe itoe assal orang Madoera nama Pak Saraah, ja iniIah yang die kira asalnja itoe nama. orang djawa bilang: ,,Ketelahing boso" Pa - sa - ra - ah oetawa Pa - sa - ra - an, lantas djadie Pasoeroewan. Die negrie Pasoeroewan' soedah die djaman-djaman doeloe kota die kepalanie oleh seorang (menoeroet tjerita-tjerita die bilang seorang Radja), Boepatie, dan adanja die trangken die bawah ini : Tjaritanja: tatka!a negrie Pasoeroewan belom toeroet Compegnie (Koempenie). Jang kadjadijan kira-kira dalem taoen sablomnja 1700.
(1) Moelainja itoe negrie Pasoeroewan djadi Bredjo" jaitoe die didalem taoen 1848. Koetika Resident van Nes dan Boepatie Nitiead;ningrat jang kaempat lihat boekoe “Het Landelijk stelscl op Java." deel 2- katja 587.

Assalnja ada orang darie negrie Blambangan narna Kijaie Gedee Menak Soepethak djadie Radja die Pasoeroewan, lantas dia itoe die perangie oleh orang; Soerabaia nama Kijaie Gedee Kepoeloengan, kalah. Dan Kijaie Gedee, Kepoeloengan lantas gantie berdoedoek Radja die Pasoeroewan.
Die blakang ada saorang nama Kijaie Gedee Dermojoedo assal dari Kertosoero moekoel negrie Pasoeroewan, Kijaie Gedee Kepoeloengan kalah dan Dermojoedo lantas djadie Radja die sana, sahingga matinja, lantas die gantie oleh dia poenja anak djoega pakei nama Dermojoedo.
Maka Kijaie Gedee Dermojoedo die perangie oleh saorang darie Soerabaia nama “Mas Pekik" sahingga Dermojoedo lolos pergie die Soerabaia matie die sana die koeboer die koeboeran Bibis wetan kantor post Soerabaia.
Mas Pekik djadi Radja die Pasoeroewan, srenta meninggal lantas die gantie oleh Kijaie Onggodjoio assal darie Soerabaia.
Lantas Onggodjoio ini die perangie oleh seorang darie Kertosoero nama Soeropatie sampei Ongggojoio lolos ka Soerabaia, dan Soeropatie lantas doedoek djadie Radja die Pasoeroewan taoen 1686 pakei nama Raden Adipatie Wiro Negoro dan lantas prang kepada Koempenie.
Soeropatie kalah dan meninggal die dalem taoen 1706. (') Diegantie dia poenja anak bernama Mas Penganten gantie nama Raden Adipatie Wiro-Negoro djoega.
Lantas anaknja Kijaie Onggodjoio darie Soerabaia nama Kijaie Onggodjoio djoega merangi Raden Adipatie Wiro-Negoro sahingga kalah dan Onggodioio djadi Boepatie di Pasoeroewan. (2)
Tida lama ada saorang darie Kertosoero nama Ronggodjoio Wiroeno prang pada Onggodjoio ini Onggodjoio kalah lolos ka Soerabaia. Ronggodjoio Wiroeno die perangie oleh orang darie Gersik nama Kijaie Poespodirono, tida antara lama die perangie oleh orang darie Madoera nama Raden Sosropwinotto. Kamoedian die perangie oleh anaknja Soeropatie nama Raden Ario Wiro-Negoro dan ini lantas djadi Boepatie lagi, ada die Pasoeroewan dan itoe waktoe jang djadi Patihnja, nama Kijaie Ngabei Wongsonegoro.
(1) Ketrangan matinja Soeropatie boleh die lihat die boekoe karangan tuan Jhr. Mr.J. K.J. de Jonge, deel V; de opkomst van het Nederlandsen Gezag katja 301 dan 125. ,
(2) Ketrangan Kijaie Onggodjoio ini bolih die lihat die boekoe karangan toewan Jhr. Mr. J. K.J. de Jonge, itoe dee! V. kaija 304-305.

Katjarita jang tatkala Soenan Koening, die perangie oieh Koempenie sebab maoe reboet kadoedoekannja dia poenja soedara Soenan die Mentaram berlarie darie Kertosoero mesanggrah ada die desa Ngebek bawah Kertosono dengen familinja.
Die sitoe Raden Adipatie Wironegero Pasoeroewan dateng mertamoe die desa Ngebek die kasie nasehat boewat biar Soenan Koening berteman pada Koempenie.

Kijaie Ngabei Wongsonegoro lantas mengatoerie soerat Koempenie die Soerabaia jang djadi Commandantnja itoe waktoe Toewan Reyniers, hoendjoek priksa jang dia menemui Soenan Koening die desa Ngebek (Kertosoero) pendek diatoerken maksoednja Soenan berteman pada Koempenie.
Toewan Commandant Reyniers soeka hatie trima itoe soerat. serta lantas bikin balessan die bawaken soeroewannja Wongsonegoro dia seboet baek sekaile dan Soenan Koening die panggil ka Soerabaia. biar die anter oleh Kijaie Ngabei Wongsonegoro, Kadjadian die bawak mengadep olehnja kahadepan Koempenie die Soerabaia lantas die srahken kapada Raden Adipatie Soerabaia.
Ketika Kijaie Ngabei Wongsonegoro ada die Soerabaia itoe, waktoe malem-malem die panggil sendirijan oleh Com. Reyniers lantas K. Ng. Wongsonegoro matoor minta “untuk toeroet djadi kawannja Koempenie", Com. Reyniers amat soeka tjieta dan bilang baek biar dia toeroet sama Koempenie.
Lantas Commandant Reyniers tanja kapada Kijaie Ngabei Wongsonegoro apa dia branie moesoeh pada tedhak Soeropatie, itoe sebab toewan Commandant soedah tanjak-tanjak, pada Boepatie-boepatie Koempenie tida ada satoe jang sanggoep.
Kijaie Ngabei Wongso Negoro matoer, kaloe soedah mendjadie soekanja Koempenie
temtoe branie sadja. "Die sitoe toewan Com. Reyniers pegang tangannja Kijaie Ngabei Wongsonegoro.
Begitoelah lantas Kijaie Ngabei Wongsonegoro terbantoe oleh Kompenie prang ka Pasoeroewan tjampohnja, perang ada die desa Tambak - Joedan jaitoe bentengnia orang Pasoeroewan kalah serta bentengnja antjoer !.
Raden Adipatie Pasoeroewan lolos bersama-sama Pangeran Praboe pergi die Malang,
Jainie moelai ja negrie Pasoeroewan toeroet pada Koempenie dalem taoen 1740.
Dan negrie Pasoeroean die kasiken Kijaie Ngabei Wongsonegoro sak toeroen-oemoeroennja dan die dioendjoeng nama Kijaie Toemenggoeng Mertornegoro lantas kemoedian gantie nama lagi Kijaie Toemenggoeng Nitienegro. Adapoen jang die angkat djadie Patihnja jaitoe dia poenja soedara moeda nama Kijaie Onggojoedo. Pada itoe waktoe toewan Com. Reyniers die djadiken Majoor
.

Fafzal 1.
K
atjarita jang satelah Kijaie Ngabei Wongsonegoro ini die djoendjoeng djadi Boepatie die Pasoeroewan, nama Kijaie Toe¬menggoeng "Nitienegoro lantas dapet gandjaran seorang poetrie “selir" darie Kangdjeng Soesoehoenan Pakoeboewono jang ka dua die “Kartosoero." Poetrie itoe nama Radenajoe Berie die bilang djoega. Srie Berie Boedjang anaknja Pangeran Bodrokoesoemo die Dradjat Sidajoe.
Njang die soeroe anterken Raden ajoe Berie itoe jaitoe doewa Pangeran: 1. Pangeran Ario Panoelar, 2. Pangeran Anerangkoesoemo.
Pangeran Panoelar kembalie ka Kartosoero, tetapie Pangeran Anerangkusumo lantas tinggal die Winongan (Pasoeroewan;) sahingga matie dan die koeboer die sitoe desa Winongan kidoel ,ada tempat orang bilang doekoewan Tjokropaten..
(I) Desa Tambak Joedan letaknja die kidoelannja kota Pasoeoewan sekarang ada 1,5 paal kedoedoekan Radja-radja ada die desa Kadipaten

Fatzal II.
Radenajoe Berie waktoe dieparingken kapada Patih Wongsonegoro soedah berhamil, darie itoe Kangdjeng Soesoehoenan Pakoeboewono ada pesen pada oetoesan Pangeran doewa jaitoe darie pada hamilan Raden ajoe itoe kaloe melahirken lakie-lakie soepaia itoelah jang bakal menggantie kedoedoekan djadie Boepatie die Pasoeroewan. Kijaie Toemenggoeng Nitienegoro ini meninggal taoen 1751 die koeboer ada die Pekoentjen kotta Pasoeroewan.
Dan Radenajoe Berie ada toeroenan darie Wali Soesoehoenan Ampel Soerabaia die mana telah die periksa die Sedjarah Ampel toeroet oeroesan kedapet jang Raden ajoe Berie ada toeroenan ka “toedjoe kalie" darie Soesoehoenan Ampel tadie.
Djoega Radenajoe Berie meninggal dan die koeboer die Pekoentjen tapie ada terpiesah tempatnja darie pada Toemeng Nitienegoro tadie.


Fafzal III.
K
edjadian die dalem taoen 1740 koetika Patih Wongsonegoro mangkat djadie Boepatie Pasoeroewan, hamilan Radenajoe Serie itoe doeloe melahirken “poetra lakie" jaitoe ada die pasanggrahan desa Groedo district Kraton Pasoeroewan memang sengadja Radenajoe die bertempatken die sana sebab choewatir-nja Toemenggoeng Nitienegoro barangkalie anak toeroenannja Toemenggoeng Nitienegoro sendirie jang darie lain Iboe ada kaniatan djahat kapada Radenajoe dan anaknja tapie slamet tiadalah halangan apa-apa dan troes poetra lakie.itoe die brieken nama Raden Groedo" serta soedah besar pakei gelaran Raden Bagoes Ingaebei Soemodrono jaitoe dia menggantie kadoedoekan djadie Boepatie die Pasoeroewan menoeroet resolutie 27 Juli 1751 koetika Gouverneur Ed. van Hohendorff bergelar Toemenggoeng Nitienegoro mendjadie itoe waktoe dia misi oemoer 11 tahoen lantas die blakang gantie nama dan gelaran Kijaie Adipatie Nitiadinginrat serta tinggal beroemah die roemah kaboepaten die Pasoeroewan jang sekarang inie.
Slamanja dia djadie Boepatie die Pasoeroewan ada banjak berdjasa kepada .Koempenie jaitoe toeroed perang-perang die bawah sinie nantie die terangken. Terseboet memorinja Gouverneur van Java Noord Oostkust Jan Greve taoen 1791.
Jang ini Boepatie amat tjakap, dan radjin banjak djasanya pada Koempenie die dalem banjak kasoesahan sampei dia djadie miskin. Djoega tjerita itoe termoeat die dalem swatoe boekoe karangan toewan Resident S. van Deventer die Pasoeroewa dienamaken boekoe “Javaansche plechtigheid”.
Kijaie Adipatie Nitieadiningrat, inie djadie Boepatie die Pasoeroewan sampei matienja koetika 8 November 1799 djadie lamanja 48 tahoen. Dan jang die dijadieken Patihnja die Pasoeroewan jaitoe dia poenja kakang (anaknja Kijaie Adipatie Nitienegoro = Patih Wongsonegoro), nama “Soetonegoro”. .
Ketjarita itoe doeloe Raden Adipatie Pasoeroewan Wiro Negoro jang pergie lolos ka Malang sama Pangeran Praboe, sampei dia mangkat djadie Radja die Malang. Hampir 17 taoen lamanja meninggal, dan die gantie dia poenja adik nama Dipatie MIojokoesoemo kira-kira inie djadie Radja dapet satoe taoen kira - kira die taoen 1768 lantas Kompenie perang die kota ”Porong alang-aloe" Commandannja nama Toewan Tropan-negro" bersama-sama Raden Toemenggoeng Nitienegoro. (Raden Groedo) dengan sanak farmilinja, jang djadie Radja die Porong itoe tadi nama “Soetodjoio.". Die parengie saharie semalem Soetodjoio kalah lantas larie lolos ka Loemadjang,
Kota Porong die gandjarken kapada Raden Toemenggoeng Nitinegoro. Kota Porong Alang-aloe ini letaknja die deket Lawang njang sekarang die bikin roemah ,,sakit gi!a."
Sesoedahnja perang Porong lantas die adaken Boepatie o!eh R.T.Nitienegoro jaitoe dia poenja anak mantoe bernama Ngabei Djoiolelono.
Antara tiga tahoen djadie 1771 toewan Commandant Tropan-negro perang ka Malang bersama R.T.Nitinegoro. Tjampoohnja perang ada die dessa Mondoroko," Goenoenggelap tiga harie lamanja perang itoe, lantas Radja Dipatie Mlojokoesoemo lolos, itoe Pangeran Praboe misie idoep. dan toeroet larie sekalie.
Die tjarie-tjarie kedapet ada die pinggirnja laoet kidoel maoe die tangkep tapie mogok sahingga satoe harie berkalahie tapie lantas dapet loeka sampei djadie matinja.
Binie dan sanak familinja serta "'Pangeran Praboe die tangkep diebawak ka Soerabaia.
Sasoedahnia prang itoe kota Malang dibagie “doewa”,; jang satoe bagean dieganjarakan pada Raden Toemenggoeng Nitienegoro. Serta lantas dua oentoek Boepatie die sitoe jaitoe Patih die Pasoeroewan dia pernah soedara tierie lantas nama Toemenggoeng Soeto Negoro .
Njang lain bagean die gandjarken kepada Toemenggoeng Soerabaia Tjondronegoro serta djoega die sitoe die tempatken seorang djadie Boepatie nama Toemenggoeng Ronggolawe trah kesepoehan, djadie mantoenja Boepatie Tjondronegoro Sorabaia. Adapoen jang menggantie djadie Patih die Pasoeroewan adiknja tierie lagie darie Raden Toemenggoeng Nitinegoro nama Ngabei Kertojoedo.
Antara bolih tiga tahoen lamanja jaitoe 1774 Koempenie bersama R.T. Nitienegoro dan Kijaie Toemenggoeng Probolinggo moekoel negrie Loemadjang bawak bolo darie Pasoeroewan, Probolinggo dan Bangil djoega Kijaie Djojolelono Boepatie die Porong toeroet, jang djadie Cornmandantnja nama toewan “Goendela” kedjadijan Loemadjang kalah, jang djadie pembesar die Loemadjang itoe waktoe orang darie Blambangan nama Mas Poerbokoro, ini blarie tida karoewan ada die mana. Melingken Kijaie Soetodjolo jang blarie darie Porong-alang-aloe itoe doeloe ketemoe ada die Loemadjang oleh Koempenie die tangkep dengan anak binie dan familinja sama di bawa ka Soerabaia.
Sasoedahnja prang die Loemadjang lantas die adaken Boepatie jaitoe Kijaie Djojolelono Boepatie die Porong bergelar Toemenggoeng. Djojolelono. Dan Porong lantas die djadiken satoe sama negrie Pasoeroewan.
Antara toedjoeh taoen sasoedahnja prang die Malang die dalem tahoen 1768, Raden Toemenggoeng Nitienegoro oleh Koempenie die Koerniaie nama “Kijaie Adipatie Nitiadiningrat”, soedah boleh satoe taoen lamanja Kijaie Adipatie inie moekoel die poelau Noeso nama “Noeso-Barong" jang toeroet jaitoe dia poenja anak mantoe nama Toemenggoeng Djojonegoro die Probolinggo, bawak bolo djawa darie Pasoeroewan, • Probolinggo, Bangil dan Soemenep, Commandantnja nama Sloet Adrian van Rijk, djadie prang tjoema satoe harie lamanja die Noeso menang. Njang djadie pembesar die sitoe nama ,,Nakoda Sawak" asal darie Mandar pakei djoeloek Toemenggoeng Montjonegoro" lantas Iolos naek praoe terkira pergie ka Balie.
Banjak orang kepala jang masie ketinggalan sama die tangkep terbawa ka Pasoeroewan.
Poela “Noeso" lantas di bahagie-tiega, jang doewa bagean ke Pasoeroewan, jang satoe bagean ka Probolienggo, dan Kijaie Adipatie Nitiadiningrat dapet lagie gandjaran negrie “Poeger” ( ja jang sekarang djadie district Pouger afd. Djember).
Dan jang die djadiken kepala die Poeger sitoe dia poenja anak nama Raden Prawiro Koesoemo, lantas gantie nama Raden Prawiro Adiningrat, negrie Poeger dielepas beja bras ka Pasoeroewan Iamanja doewa tahoen.
Setelah itoe lantas kepala-kepala darie Noeso - Barong jang die poekoel sampei larie tida karoewan itoe mengoempoel ada die negrie Blambangan dengan djoega negrie Blambangan ini die perangie oleh Kijaie Adipatie Nitiadiningrat sahingga Blambangan kalah dan Kijaie Adipatie Nitiadiningrat dapet rampassan die sana poesakanja negrie beroepa toembak nama sie “leepoor".
Antara ampat belas taoen lagie lamanja, Kijaie Adipatie Nitiadiningrat oleh Koempenie die panggil ka Semarang dengan ada banjak poro Boepatie pasisir ada die Semarang djoega, aken orang besar Koempenie beremboek bakal “ngepoong" negrie Solo. Itoe waktoe Kijaie Adipatie maksa toeroet tetapie tida idin-kan oleh Commandant Majoor van Rijk, tjoema die soeroe djaga Semarang sadja. Toewan Commandant van Rijk bawak soldadoe Blanda pergie ka Solo, tida sampei die poekoel, Soesoehoenan lantas telook, djadie baek kombalie pada Koempeni.
Lantas Kijaie Adipatie Nitiadiningrat die lilanie poelang kembaile ka Pasoeroewan dan antara toedjoe taoen dia Kijaie Adipatie Nitiadiningrat meningal die Pasoeroewan, die koeboer die blakang Mesdjit kota Pasoeroewan. (+/-l789)
Kijaie Adipatie ini amat die tjintaie oleh Koempenie teroetama oleh saorang pembesar Koempenie Commissarisj Generaal. Mr. Sebastian Cornell's Nederburgh darie sebab dia banjak djasa pada Koempenie. Darie ini pembesar maka Kijaie Adipatie Nitiadiningrat dapet tanda mata roepa .”penampan" perak pakei tertoelis “De Cornmissaris Generaal Mr. Sebastian Cornellis Nederburgh, van s'Compagnie's getrouwe Regent van' Pasarouwang Kijaie Adipatie Nitiadiningrat
MDCCLXXXXVIII (1798).
Sepoelangnja perang die Malang dia Kijaie Adipatie Nitiadiningrat mendapet aral sakit kakinja tida bisa berdjalan. Tetapie dia poenja setija kepada Koempeniie misie tetep dan kakerasan hatienja die waktoe prang-prang lain-lain tempat dia misie soeka berdjalan lantaran die pikoel koersie.
Koersie dan pikoelan ini, pembatja misie boleh lihat ada die koeboeran blakang Mesdjit kotta Pasoeroewan oleh orang Pasoeroewan Kijale Adipatie terkenal nama Dipatie loempoeh atawa Dipatie Lemper.
Dapet tanda djasa darie Koempenie sampei dia mendapet persetoedjoean dia poenja toeroenan sampei toeojoe kalie moestie jadie Boepati die Pasouroewan.
Didalem boekoe karangan toewan “Resident S. van Deventer Javaanscie plechtigheid" die seboet jang mamanja Kijaie Adipatie bekas istrinja Pangeran Panoelar, itoe sebetoelnja salah. Raden ajoe Berie itoe senjatanja garwo selir darie Kanjeng Soenan Pakoeboewono ka II die Kartasoera …….. ( teks sebagian hilang 3 baris ) … bikin pokoknja nantie menerangken familie-familie di Pasoeroewan.


Fafzal IV.
Kiajie Adipatie, inie Nitiadiningrat jang ke I, ada mempoenjai 30 anak jang ternama sadja die seboet di sinie.
a. Prampoewan nama Radenajoe Ramee, bersoewamie dengan Boepatie Probolinggo Toemenggoeng Djoionegoro.
b. Radenajoe Bawoon bersoeamie dengan Boepatie Porong-alangaloe, jang die blakang djadie Boepatie Loemadjang Toemenggoeng Djoiolelono.
c. Raden Prawirokoesoemo jang lantas gantie nama Raden Prawirodiningrat Boepatie die Poeger.
d. Raden Beij Notokoesoemo ja inie jang gantie djadie Boepatie die Pasoeroewan, Dengen besluit 28 Februari 1800 dia gantie nama Raden Toemenggoeng Nitiadiningrat, dan besluit 4 Maart 1806 dapet ganjaran pangkat Adipatie
Koetika ltaoen 1781 selagie papanja misie hidoep, dia soedah dietetapken djadie Toemenggoeng bakal djadie gantinja dia poenja papa.
Inie Nitiadiningrat jang ka II, tida ketjarita apa--apa srenta meninggal dalem taoen 1809 die koeboer blakang mesdjit kota Pasoeroewan. '
e. Raden Pandjie Wilasmorokoesoemo, dimana menoeroet resoslutie 31 October -1820 No. 16 die tetepken djadie Boepatie Malang dan Ngantang. Die blakang gantie nama Raden Toemenggoeng Notodiningrat, meninggal taoen 1839 die koeboer die koeboeran Gribik, district Pakis Malang. Moelainja dateng die Malang bikin roemah kaboepaten bermoela die tempat jang sekarang djadie roemah bolah Concordia, lantas pindah kaboepaten, jang sekarang inie, katjarita berdiriken pondoponja lantas dia wafat.
f. Raden Toemenggoeng Notoadiningrat 14 November 1825 die angkat djadie Boepatie die Bangil, taoen 1832 djadie Adipatie, dan 1854 pensioen serta 28 Augustus 1853 djadie oemoer 70 taoen meninggal, die koeboer die koeboeran blakang mesdjit kotta Bangil.

Fatzal V.
Raden Adipatie Nitiadiningrat II, die fatzal VI itoe mempoenjaie anak nama Raden Pandjie Brongtokoesoemo lahir taoen 1782 jang die blakang sameninggalnja dia poenja papa taoen 1809 lantas menggantie kadoedoekanja mendjadi Boepatie die Pasoeroewan, koetika tanggal 1 November bergelar, pada taoen 1815 Raden Adipatie Nitiadiningrat dapet katetepan darie Gouvernement dengen besluit 1 Februari 1820. Djadinja Boepatie lamanja 24 ta¬hoen dan dia toeroet oeroesken reroesoehan die Probolinggo, koetika Majoor tjina Han Kie Khoo die krojok dan die boenoeh oleh orang die desa Kedoepok (Tongas.) (I)
Raden Adipatie Nitiadiningrat III, inie meninggal pada 30 Januari dalem taoen 1833 die koeboer die blakang mesdjit Pasoeroewan. Inie Boepatie ketjarita amat kaja dan poenja banjak barang poesaka terseboet .djoega dalem boekoe de Javaans'Che plechtigheid karangan toewan Resident Pasoeroewan S. van Deventer.
(I) Reroesoehan itoe die dalem taoen 1813 itoe waktoe dia belom tetep djoemeneng Boepatie.
Asal kekajaan itoe terbawa darie jang estrie ia itoe ada toeroenan darie Boepatie Bangil Raden Adipatie Soeroadinegoro jang terkenal oleh orang banjak nama “Boepatie lieder." (Ridder.)

Fatzal VI.
Sabelomnja meninggal Raden Adipatie Nitiadinirigrat III die fatzal V soedah mempoenjaie anak lakie-lakie nama :
a. Raden Bagoes Amoen die lahirken Senen legie jam 1/2:4 soree, woekoe Soengsang 14
boelan Poewasa taoen Dal, 1743 atawa 29 Juli taoen 1816. Serta soedah besar koetika papanja misie hidup Raden Bagoes Amoen itoe telah mendapat besluitnja Kandjeng Gouvernement 14 Juni 1832 No. 21 die tetepken pakei gelaran Raden Toemenggoeng Ario Notokoesoemo.
b. Raden Bagoes Soedarmo bergelar Raden Ario Soerioadikoesoemo lantas die blakang menoeroet besluit Gouvernement 25 Juni 1854 djadie Boepatie die negrie Bangil menggantie kedoedoekannja Raden Adipatie Ario Notoadiningrat die fatzal VI sda. 3.
Raden Ario Soerioadikoesoemo srenta djadie Boepatie lantas dalem boelan Augustus tahoen !867 djadi Adipatie gantie nama sampei dapet gandjaran jaitoe Raden Adipatie Ario Soerioadiningrat, lamanja djadie Boepatie 16 tahoen meninggal die Pasoeroewan tahoen 1873 die koeboer die blakang mesdjit kotta Pasoereewan.
Ketjarita Boepatie inie amat die takoetie oleh orang anak negrie sahingga sekarang orang-orang die Bangil misie meloehoerken itoe nama, dia terkenal oleh orang ketjil jaitoe Kangdjeng Wallie Den Ario.
c. Radenajoe Limbook kawin pada poetranja Kangdjeng Pangeran Ario Prawiroadiningrat Boepatie die Bezoekie meninggal die Bezoekie die koeboer die Tegalmas (Bezoekie.)
d. Radenajoe Soemodiwirio estrinja Wedono district Djatie (Pasoeroewan) meninggal dan die koeboer die Pasoeroewan blakang mesdjit.
e. Radenajoe Arinah kawin bermoela pada Raden Adipatie Ario Notodiningrat, Ridder die Malang, anak darie Raden Adipa¬tie Notodiningrat die fatzal VI sub. 2. Dan die blakang kawin lagie dapet pada Raden Toemenggoeng Ario Soerioamidjoio,
Boepatie di Sitoebondo, anaknja Kandjeng Pangeran Ario Prawiroadiningrat terseboet die c. Raenajoe Arinah inie slama djanda toeroet pada dia poenia soedara die a. dan dapet onderstand darie negrie.


Fatzal VII.Raden Bagoes Amoen Raden Toemenggoeng Ario Notokoesoemo die fatzal IV, sub a. die tetepken menoeroet besluit Gouvernement 18 Maart 1833 No.9. menggantie djadie Boepatie die Pasoeroewan dan installatienja pada harie Senen tangqal 29 April 1833 die rajaken die paseban aloon-aloon Pasoeroewan, itoe waktoe dia poenja oemoer 17 tahoen. Njang djadie Resident die Pasoeroewan toewan van Nes, dan Gouvernement Generaal Graaf van den Bosch.
Dia gantie nama Raden Toemenggoeng Ario Nitieadiningrat.
Lantas tanggal 25 Juli 1839 atawa 14 Djemadilawal 1757 dia kawin (lantaran darie
Kangdjeng Pangeran Ario Prawiroadiningrat Boepatie Bezoekie fatzal Vi sub. c dab e) dapet pada poetrienja Sultan Sumenep Pakoenataningrat jang bernama Radenajoe “Bonie”
Keterangan adanja Raden Toemenggoeng Ario Nitieadiningral IV jaitoe:
Dengen besluit Gouvernement tanggal 16 September 1846 No. 25 die djadiken Adipatie.
- Dengan besiuit Gouvernement tanggal 14 Juni 1866 No.13 dapet gandjaran songsong koening.
- Dengan besluit Gouvernement tanggal 3 Jarnuari 1876 No.2 dapet gandjaran Medaille Mas.
- Die dalam taoen 1877 die djadiken Ridder der orde van den Nederlandschen Leeuw. (tanggal nommer besluit tida die seboet, sebab hiiang.)
- Itoe wektoe ada kramean besar bolihnja trimaken itoe bientang ada die “terop agoeng" aloon-aloon dan jang pasang itoe bientang jaitoe toewan van Gorkom Hoofd Inspecteur Cultures, kebetoelan itoe waktoe Inspectie die Pasoeroewan. Residentnja
itoe wektoe toewan Mr 0 ' van Nispen.
Pada tanggal 18 Maart 1883. (djoega besluit hilang) die angkat nama Pangeran beserta dapet gandjaran songsong bjoer mas, itoe waktoe djadie Boepatie 50 taoen. Djoega ada kramean besar sekalie die Pasoeroewan. jang djadie Resident toewan J.J.Rambaldo Gouverneur Generaal's Jacobs waktoe installatie ada berhadelir Ambtenaar-ambienaar Ollanda dan prijaje Djawa sampei wedono saantero Residentie Pasoeroewan dan Ambtennar Djawa Residence Probolinggo. Lantas harie Rebo wagee tanggal 20 Juli dalem taoen 1887, Kangdjeng Pangeran Ario Nitieadiningrat meningga! die koeboer djoega die blakang mesdjit Kota Pasoeroewan.
Mendjadie lamanja dia djadie Boepatie 54 tahoen, sebegitoe lamanja negrie Pasoeroewan slamet dan amat redjo terseboet die tjarita moeka “Pasar -Uang,"
Tapie koetika Kangdjeng Pangeran Ario Nitiadininegrat misie baroe-baroe djadie Boepatie dalem boelan Augustus 1833. ada djoega reroesoehan jaitoe orang ketji! mogok tida soeka tanem teboe negrie ada beriboe orang jang sAma pergie kotta jang djadie kepalanja Raden Pandjie Tedjokoesoemo, die hoekoem boewang ka Rembang dan jang lain ada nama Pak Goentoer, Pak Ngadisah dan lagie 21 orang-orang kepala die boewang ka Krawang. Inie die dapet die boekoe die namakan “Landelijk stelsel" karangan toewan Resident S. van Deventer, J.S.Z. die deel II, katja 582 die Pasoeroevvan dan ada terseboet namanja ini Boepatie. (1)
Semeninggalnja Kangdjeng Pangeran Ario Nitieadiningrat die negrie Pasoeroewan lantas die gantie Boepatie lain toeroenan, jaitoe Boepatie darie Banjoewangie nama Raden Mas Adipatie Ario Soegondo, poetro Mangkoenegoro ka ampat die Soerakarta. (2)
Mendjadie darie Nitieadiningrat ka satoe sampei Nitieadiningrat jang ka ampat itoe lamanja ada 135 tahoen.
(I.) Die boekoe Landlelijk stelsel itoe katja 666, inie Boepatie di seboet Boepatie jang tjakep sekalie.
(2.) Lamanja djadie Beopatie die sitoe 14 tahoen, lantas die gantie anaknja nama Darsosoegondo lamanja 13 tahoen.


Fatzal VIII.
Kawinan Kangdjeng Pangeran Ario Nitiadiningrat, dengan Raden ajoe Bonie itoe tadie adalah melahirken poetra anem sama lakie katrangan sepertie die bawah inie:
a. Harie Ahad legie, woekoe koroweloet tanggai 4 boelan April 1841 djam setengah satoe tengah harie die lahirken nama Raden Bagoes Nglemadoedin njang die blakang pakei nama Raden Ario Notokoesoemo pangkat jang blakang sendirie jaitoe djadie Patih die Bangil lantas pensioen, meninggal dalem taoen 1900 die koeboer die blakang . mesdjit kota Pasoeroewan ada loewar gedong seblah barat.
b. Harie Djemahad kliwon woekoe Medangkoengan tanggal 24 Maart 1843 djam setengah sembilan pagie die lahirken nama Raden Bagoes Sangiddoercharadjie jang die blakang pakei nama Raden Ario Tirtokoesoemo, pangkat jang blakang sendirie jaitoe djadie Patih die Pasoeroewan sahingga dia wafat taoen 1900 die koeboer die koeboeran blakang mesdjit Pasoeroewan di dalem
c. Harie Rebo legie, woekoe Prangbakal tanggal 8 Januari djam setengah 4 pagie die lahirken nama Raden Bagoes Mohamad Kamaludin njang die blakang pakei nama Raden Ario Soerionegoro, pangkat jang blakang sendirie jaitoe djadie Boepatie die negerie Probolinggo, brentie die dalem taoen 1888 dan meninggal pada harie malem Senen wagee tanggal 16 Maart 1914 djam 3 malem die koeboer die koeboeran Mantjielan (Pasoeroe¬wan) jang seblah kiedoel sendirie.
d. Harie Septoe langgal 25 Juli 1846 djam 1/2 3 soree woekoe langkir die lahirken nama Raden Bagoes Mohamad Nasiroedin jang die blakang pakei nama Raden Ario Sosrowinoto pangkat jang blakang sendirie jaitoe djadie Wedono Kebontjandie Pasoe¬roewan berentie dalem tahoen 1884 sekarang misie hiedoep, tinggal beroemah die Pasoeroewan.
e. Harie Senen tanggal 17 April 1848 djam satoe tengah harie die lahirken Raden Bagoes Liaoedin meninggal misie moeda die koeboer die biakang mesdjit Pasoeroewan die dalem gedung.
f. Harie Kemis pon, woekoenja koeningan tanggal 20 Desember 1849 djam setengah sampai deket pagie die lahirken Raden Bagoes Aboebakar-tadjoeddin jang die blakang pakei nama Raden Ario Soerioamidjoio pangkat jang paling blakang jaitoe djadie Ondercollecteur die Pasoeroewan, berhentie dalam taoen 1384 dan meningga! die Pasoeroewan koetieka taoen 1902 die koeboer die biakang mesdjt kotta Pasoeroewan koempoel soedaranja fatzal VIII. a.
Poetro-poetro inie masing-'masing pegang besluit darie Kangdjeng Gouvernement bolih, pakei gelaran Ario satoeroenannja

Fatzal IX.
Tjaritanja Radenajoe Bonie (Iboenda poetro-poetro die fatzal XlII) inie poetrienja Kangdjeng Sultan Pakoenataningrat die negrie Soemenep. Nama Bonie itoe die pakei sebab koetika Kanjeng Sultan die soeroe oleh Gouvernement pergie perang ka negrie Bonie taoen 1825 denger. bawa 1500 barissan jaitoe lahirnja Radenajoe Bonie - Radenajoe Pangeran Ario Nitieadiningrat tadie.
Sameninggalnja dia poenja soeamie darie taoen 1837, Radenajoe Bonie dapet onderstand darie Gouvernement f.1.250 saboelan dan dapet onderstand djoega darie Madura f.109 saboelan.
Die dalem taoen 1887 dia Radenajoe Pangeran mengikutkenken poetranja lakie Raden Ario Soerioamidjoio die fatzal Vlll sub f. ka negrie Padang sebab inie dapet perkara tapie tjoema tinggal die sana lamanja 21/2 tahoen sebab dapet pengampoenan darie Gouvernement oleh ketoeloengannja toewan Gouverneur die Padang “de Munnick" dan Raden Ario Soerioamidjoio tadie memang ada banjak toeloeng priehal djalannja policie die Padang.
Die dalem taoen 1909 Radenajoe Pangeran Ario Nitieadiningrat wafat dan itoe wektoe. oernoernja 84 taoen die koeboer blakang Mesdjit Pasoeroewan ada die dalem gedong.-
(1) Bes!uit darie poetro die C. jaitoe Gouvernements besluit 15 Mei 1866: No:2549/77

Fatzal X.
Raden Ario Soerionegoro poetra darie Kangdjeng Pangeran Ario Nitidiningrat terseboet die fatzal VIII sub; c. die tjaritaken die. bawah inie:
- Dengen besluit Resident Pasoeroewan boelan Mei 1865 No.2549/77 die djadiken “Bekel" district Kraton. lantas kawin dalam boelan November 1866 pada Radenajoe Satiah poetra padmie jang paling toewa darie Raden Toemenggoeng Ario Soerioamidjoio Regent die Sitoebondo.
- Dengen besluit 5 November 1869 No.5821/2 djadie wakil Bekel district Kebontjandie (Pasoeroewan).
- Dengen besluit Gouvernement 24 Augustus 1870 No:10 djadie Wedono district Djatie.
Pasoeroewan.
- Besluit 17 April 1872 No. 2577/2 djadie wakil Patih die Bangil.
- Besluit 26 December 1872 No:7 tetap jadie patih Bangil.
- Besluit tanggal 19 Februari 1873 No:28 die pindah jadie Patih die Pasoeroewan.
- Besluit tangga! 18 April 1873 No:19 dapet gratiefiecasie, 1765 wakil Boepatie Bangil.
- Besiuit 8 Juli 1879 djadie Boepatie die Probolinggo lantas gantie nama Raden Toemenggoeng Ario Soerioadiningrat
Itoe wektoe jang djadie Resident die Pasoeroewan toewan Verploegh die Probolinggo Kniphorsi dan Gouverneur Generaal van Landbherge.
Die boelan Mei 1888 berhentie djadie Boepatie tinggal beroemah die Probolinggo dan die dalem taoen 1895 lantas piendah tinggal die Pasoeroewan sehingga meninggalnja terseboet die fatzal VIII sub: c. djadie oemoernja 69 tahoen.

Fatzal XI.
Kawinan Raden Toemenggoeng Ario Soeriodiningrat dengen Radenajoe Satiah itoe adalah melahirken, lebih doeloe doewa poetra prampoewan tapie meninggal misie sama ketjil dan:
a. Harie malem Rebo legie tanggal 21 Juli J870 die lahirken lakie nama Raden Bagoes Mahmoedoen jang die blakang pakei nama Raden Ario Soerioadipoetro sekoiah die Hoofden school Probolinggo tahoen 1884 sampei 1887 kloewar dan mendapet diploma.
b. Haroe malem Minggoe tanggal 5 Mei 1872 die lahirken nama Bagoes Djaenoedin, jang die blakang pakei nama Raden Ario Soerionegoro pangkat jang blakang sendiri djadie djoroetoelis Ondercollecteur die Singosarie (Malang.)
Meninggal dan die koeboer die Mantjilan koempoel pada papanja die fatzal VIII c.
c. Tanggal 16 Juni 1873 die lahirken Radenajoe Koetienah jang koetika tahoen 1896 kawin pada Raden Beij Tirtokoesoemo. Djaksa Landraad die Bondowoso, (tjoetjoek darie Kangdjeng Pangeran Prawiroadiningrat die Bezoekie) faizal VII, dan dia matie ada die Kaboepaten Soerabaia die koeboer die Botopoetih Kesepoehan.
d. Koetika tahoen 1895 die lahirken Radenajoe Koetsija dan pada tanggal 7 Juli 1893 kawin pada Raden Beij Koesoemoamidjoio, sekarang Wedono die Bezoekie (keponakan darie lakinja fatzal IX, itoe).
e. Harie Kemis tangga! 30 Augustus 1877 die lahirken Radenajoe Hapipah kawin pada Raden Warsono mantrie afdeelings Bank die Pasoeroewan.
f. Harie malem Senen tanggal 5 Juli 1879 die lahirke Radenajoe Habiebah. Harie Kemis tanggal 18 April 1895 kawin pada Raden Pandjie Koentjoroadiprodjo poetrie padmienja Raden Adipatie Ario Tjokronegoro Ridder der orde van de Oranje Nas¬sau. Gouden ster van verdiensien dan songsong djenee Boepatie die Soerabaia toeroenan kasepoehan fatzal VI sub. 4 u.
g. Harie malem Kemls tanggal 1 September 1880 die lahirken Raden Ario Soeriosoebroto, djadie djoeroetoelis Kantor Resident Pasoeroewan dan tanggal 18 Juni 1906 wafat die koeboer die blakang mesdjit kotta Pasoeroewan, koempoel pada jang terseboet fafzal VIII sub a, dan
h. Harie Senen djam 11 siang tanggal 28 April 1890 die lahirken Radenajoe Koetrik kawin pada Raden Pringgosoedirdjo toeroenan darie Pangeran Sedajoe, dan Radenajoe itoe wafat die koeboer die Mantjilan Pasoeroewan.
i. Njang darie garwo ampejan ada doewa jaitoe nama Radenajoe Maemoenah (tida die seboet harie boelan kelahiran, tapie bolih djadie lahir, die dalem taoen 1866 sebab waktoe Raden Ario Soerionegoro kawin pada Radenajoe Satiah taoen 1866 itoe Radenajoe Maemoenah soedah ada) Kawin pada Raden Tjondrowidjoio djadie Assistent Mantrie Irigatie die Loemadjang.
k. Raden Soerioadikoesoema. (djoega tida terseboet klairan, tapie temtoe dalem taoen 1859.) harie 18 April 1887 kawin pada poetra Padmienja Raden Toemenggoeng Notoadiningrat Boepatie Bangil, djadie Wedono district Gondanglegie (Malang),

Fatzal XII.
Tjarita darie Raden Ario Soerioadipoetro die Fatzal IX. sub. a. Setelah kloewar sekolah lantas menoeroet besluit Resident Pasoeroewan 14 Juni 1887 No:3442/2 die djadieken djoeroetoelis Regent die Pasoeroewan. ,
- Besluit 2 October 1888 No:5121/2 djadie Mantrie oeloe-oeloe die Winongan Pasoeroewan.
- Besluit 5 Februari 1890 No. 755/2 die piendah djadie Mantrie oeioe-oeloe die district Gempeng (Bangil) bertempat die desa Oro-orohombo.-
- Besluit 22 October 1891 No. 6229/2 die djadieken. Mantrie kopie die Wagir kotta Malang. lantas anem boelan tingga! bertempat die Bedalie. !
- Besluit 22 Februari 1893 No:747/2 die djadieken Assistant Wedono klas doewa die Karangplosso (Malang). dengen besluit jang 31 Mei 1897 No. 1949/2 die djadieken Assistent Wedono klas satoe tetep die sitoe.
- Besluit 13 Mei 1898 No. 1918/2 die piendaH djadie Assi¬stent wedono die Soemberpoetjoeng (Malang). '
- Besiuit Gouvernement 18 September 1901 No:17 die djadieken Wedono die Gondanglegie (Malang).
- Besluit 29 Maart 1905 No. 5 die djadieken Patih die Bangil.
- Besluit 28 Januari 1910 No:26. die djadieken Zelfstandig Patih die Afdeeling Kraksaan. Dalem pekerdjaan sering die djadieken wakil-wakil Assistent Wedono dan Wedono serta dapet sring gandjaran wang gratificatie dari wakil-wakil sitoe.
Srenta, taoen 1912 dengan Besluit Kangdjeng Gouvernement, 6 September 1912 No:3 die angkat djadie Boepatie die Soerabaia dan dengen besluit 19 Maart 1913 No. 3353. die gantie namanja jadie Raden Toemenggoeng Ario Nitieadiningrat djadie inie toroenan jang ka anem darie Nitieadiningrat die falzal 3.

Koetika taoen 1894 (harie Saptoe 5 Mei) dia Kawin pada poetranja Raden Adipatie Ario Tjokro Negoro boepatie die Soerabaia, Fatzal IX sub f. beloem poenja poetra.
Njang djadie Resident Pasoeroewan waktoe Raden Toemenggoeng Ario Nitieadiningrat, mangkat djadie Boepatie jaitoe toewan Kreischer die Soerabaia Einthoven dan jang djadie Gouverneur Generaal Idenburgh. Raden Toemenggung Ario Nitieadningrat inie toeroet oeroesken die waktoe Soerabaia ada perkalahian besaar boelan Februari 1913 antara bangsa Tjina dan Arab taoen 1912, serta amper tjelaka sebab dia terkena peloeroe terkena tjoema badjoenja sadja dan kedoewa peloeroe terkena kendaraan Autonja hingga dalem bekasnja diepernahnja dia doedoek.

Fatzal XIII.
Katrangan darie poetra-poetranja Raden Toemenggoeng Ario Soerianingrat fatzal IX. jang :
b. Itoe kawin pada Radenadjeng Sasie, anaknja Raden Nitiekoesoemo, poenja anak nama Raden Poornomo lahir dalem taoen 1906 sekarang die ambil anak oleh Raden Toemenggoeng Ario Nitieadingrat fatzal XlI.
c. ltoe ada anak 1 Raden Abdoellah, 2 Raden Abdoelmoehnie. 3 Raden Adjeng Mastieah, semoewa ada sama Raden Toemenggoeng Ario Nitieadiningrat, fatzal XII, sak ieboe_nja.
d. Itoe ada anak 1nama Raden Koelieno, lahir malem Reboe pon 27 Juni 1894, woekoe bolo, 2 Raden Mahfool; 3 Raden Koesno.
f. Itoe ada anak 1.nama Radenadjeng. Sih.
j. dan g. tiada ada anak.
h. Ada anak, 1 nama Raden Soedjieto, 2 Raden Scenario.
i. Tieda poenja anafk.
j. Itoe ada. anak, 1 Raden Soewardie lahir malem Kemis 15 Februari 1888.
2. Raden Soewondo Iahir Djemohad 24 October 1885 djadie djoeroetoelis Controleur Bangil dan soeda poenja anak 1 prampoean nama.
3. Raden Soepatmo lahir Saptoe 23 Juli 1892. poenja anak nama .
4. Radenadjeng Soerijani 12 Januari 1895.
5. Radenadjeng Arlienah lahir 6 Maart 1897.
6. Radenadjeng Sadjatienah lahir 15 September 1899. inie dieambil oleh Raden Toemenggoeng Ario Nitieadiningrat. fatzal XlI.) Sekarang kawin pada Raden Beij Kromodjoioadirono djoeroetoelis Controleur Prambon poetranja Raden Adipatie Ario Kromndjoio Adinegoro Regent di Modjokerto. (14 October 1905.)
7. Radenadjeng. Soeniarmie lahir 18 December 1900,
8. Raden Noorroso lahir 16 Maart 1907.

Fatzal XIV.
Die sinie hendak menjeboet toeroenan darie Pangeran Ario Nitieadiningrat, die fatzal VII dan Vlll jaitoe darie poetro-poetro salainja poetra die C.
a. Poetra-poetranja darie ampean:
1. Raden 'Mohamad fariedoedien, lahir 17 Januari 1854, wafat die Betawie die kramat Karet pada taoen 1909. Ada poenja anak prampoewan nama Radenadjeng Ai:iiemoenah lahir 1882, sekarang kawin pada Raden Abiemono, tjoetjoek darie No:3 fatzal VI).
2. Raden Notokoesoemo bekerdja die B.0.W. Pasoeroewan, lahir 24 Februari 1865 poenja anak 1. Radenadjeng Sitie Chaliemah kawin pada Raden Woelan. 2 Radenadjeng. Soehatienah, Soeparmie.
3. Raden Soeriomataram bekerdja die kantor B.0.W. Pasoeroewan lahir 4 April 1867 poenja anak 1. Radenadjeng Soebaidah lahir 19 December 1903. 2 Radenadjeng Soepanie 10 Februari 1907. 3. Soekartie 16 Januari 1913. 4 Soebroto 16 April 1914.
4. Radenadjeng Soenartie lahir 4 April 1898.
b. Tjoema poenja satoe poetra prampoewan nama Radenadjeng Soemarmie patoetan darie garwo padmie jaitoe Radenajoe Saedah poetra darie Raden Toemenggoeng Ario Soeriodipoetro Boepatie Panaroekan, inie poetra Pangeran Ario Prawiroadiningrat , Bezoekie falzal VII. katja 29.
c. Kawin pada Raden Adiwinoto (tjoetjoenja Raden Adipati Soeroadinegoro ( Boepatie Probolinggo) poenja anak 1. Radenadjeng Haena, 2. Raden Hariobesaar. 3. Hariadhie.
d. Kawin pada Radenajoe Haisah poetra Adipatie Ario Adieningrat, Boepatie die Bangil. Fatzal IV.b, katja 18 ada poenja poetra 1. Radenajoe Moetmainah kawin pada Raden Notodipoetro Mantrie Policie die Malang poenja anak Pratimantoejoego, Moesarah, Raden Kasmar, Ratmin Amie.
Radenajoe Moetmainah lantas matie di koeboer die Kadipaten (Pasoeroewan)
2. Radenajoe Notoadipoetro adiknja poetro No:1 dikarang woeloe oleh Raden Notodipoetro tadie .
3. Radenajoe Darko Soegondo kawin pada Adiepatie Loemadjang Raden Mas Darkosoegondo poetro darie Raden Mas Adipatie Ario Soegondo, Boepatie Pasoeroewan die fatzal VII katja 43.
4. Raden Bagoes Soedarmadie, Raden Sosroadiwinoto djadi mantrie Policie Bangil.
5. Ada poetro darie garwo padmie die Soemenep nama Radenadjeng Rifaijah. Itoe Radenajoe soedah ditjerei, poetranya Toemenggoeng Parih Soemenep.
6. Poetro ampean prampoewan nama Radenaajoe Aliemah
7. Poetra ampean lagie prampoewan nama Radenajoe Rafiah, kawin pada Raden Tjondrowidjoio fatzal IX / katja 55 tapie bertjerei, dan ada anak satoe prampoewan nama Radenadjeng Ribaijah,
8. Raden Ario Soeriowinoto Djaksa die Banjoewangie kawin pada poetro Boepatie Sitoebondo marhoem Raden Mas Adipatie Ario Koesoemodipoetro, djadie wajah Raden Toemenggoeng Ario Soerlodipoetro fatzal VIX,b. Katja 62.
9. Radenajoe Dartosoegondo kawin pada Djaksa die Malang Raden Mas Pandjie Dartosoegondo …………. Soedara 63 poenja poetro lakie narna 1 Sitie Adjih. 2. ……….. dan tiada ada poetra. ( sebagian teks hilang ).

Fatzal XV.
Fatzal inie die seboetken toeroenan da ….. katja 36 tjoema jang misie hidoep, sampe inie ….djoega jang soedah matie tapie jang ada anak ….. ( sebagian teks hilang ).
a. Radenajoe Amienah soedah wafat, kawin pada Raden Pandjie Notosepoetro djoega soedah wafat (poetro darie Raden Adipatie Notoadiningrat Boepatie Bangil fatzal: VI sub 3 ank-anknja.1. nama Raden Gairoon, 2 Raden Gairoe.
b. Radenajoe Asijah. djoega-soedah wafat, diekawin (gantie karangoeloe pada Raden Pandjie Notosepoetro die a ietoe dan mempoenja anak:
1. Raden Soerijosepoetro mantrie policie di Malang.
2. Raden .Notodipoetro mantrie policie die Malang, fatzal XIV d-1-2 katja 62 dan 63.
3. Radenajoe Koesoemoadinoto estrinja Raden Toemenggoeng Koesoemoadinoto Boepatie Kadirie (poetro Raden Toemenggoeng Soemodikdo Boepatie Siedoardjo marhoem).
c. Radenajoe Aisah misie hiedoep lahirnja harie Ngahad Paing djam 12 siang tanggal 5 Mei 1861, woekoe Goembreg, kawin pada Raden Ario Sosrowinoto telah terseboet die fatzal XIV d. katja 62.
d. Raden Ajoe Oemiesalamah misie hidoepi lahirnia harie Senen Pahing djam 1/2 7 pagie tanggal 17 Juni 1864, sekarang kawin pada Raden Ario Djoiosoepeno (soedaranja Radenajoe Satiah fatzal X katja 49).
Doeloe Radenajoe Djoiosoepeno inie kawin pada Raden Mohamad fariedoedien terseboet die fatzal XlV a.
e. Radenajoe Djenap soedah wafat lahirnja harie Rebo Pon djam setengah 12 sijang tanggal 5 December 1866, woekoe Wajang, kawin pada almarhoern Raden Toemenggoeng Ario Notoadiningrat, Boepatie die Malang (tjoetjoe darie No. 2 fatzal .VI; katja), ada poenja poetro 2. 1 nama Raden Bagoes Adjar Bargowo jang die blakang pakei nama Raden Ario Notoadiningrat serta lantas djadie Boepatie die Banjoewangie, 2 Raden Bagoes Soetedjo, 3 Raden¬ajoe Soekartie, kawin pada Raden Djajoesman mantrie kopie die Tengger Pasoeroewan anaknja Raden Soemoatmodjo, ondercollecteur di Bangil soedah wafat, soedara No. 3 katja 66.
f. Raden Bagoes Mohamad Sarib die lahirken Slasa Kliwori djam setengah 12 sijang 19 October 1868 jang die dalem taoen 1898 die djadiken Boepatie die Malang sampei sekarang bergelar Raden Adipatie Ario Soerio Adiningrat Ridder der Orde Officier Oranje Nassau, bersoevvamie dengen poetra padmie Boepatie marhoem di Blitar Kangdjeng Pangeran Ario Warsodiningrat, ada poetra satoe prampoewan nama Radenajoe Sitie Sardijah.
g. Radenajoe Soepijah di lahirken malem Ngahad Legie djam setengah 5, woekoe Warigalih. Kawin bermoela pada Raden Tedjokoesoemo, Pengoeloe Naib die district Winonigan (Pasoeroewan) poenja 1 anak prampoewan, nama Radenadjeng Liek kawin oleh Hadjie Sech anak darie Pengoeloe Naib districs Godanglegie (Malang). Die blakang Radenajoe Soepijah kawin lagi pada Raden Doetowidjoio pensioen Wedono Singosarie (Malang).

Fatzal XVI.
Membietjara poro poetro wajah Raden Adipatie Notodoningrat Boepatie Malang die fafzal VI sub 2. Tjoema jang hidoep atawa djoega jang matie tapie jang ada toeroennja,
1. Raden Adipafie Ario Notodiningrat Ridder orde van den Nederlandsche Leeuw. Gouden medaille …. dienst & songsong djenee, djoega Boepatie die Malang menggantie ajahnja dalem taoen 1839, wafat dalem taoen 1884 die koeboer die Gribig (Malang), poenja anak,
a. Raden Toemenggoeng Ario Notodiningrat, djoega Boepatie die Maiang menggantie die taoen 1884, lahir 10 September 1840 meninggal dalem taoen 1898 di koeboer di Gribig (Malang), fatzal XV sub jaitoe Boepatie jang die gantie oleh Boepatie di fatzal XV sub f.
b. Radenajoe Adipatie Ario Kromodjoioadinegoro di kawin Boepatie Modjokerto jaini jang menoeroenken Boepatie Modjokerto jang sekarang, djoega nama Raden Adipalie Ario Kromodjoioadinegoro, Boepatie Bangil Raden Toemenggoeng Kromodjoiodiningrat sasoedaranja.
c. Radenajoe Adipatie Ario Kromodjoioadinegoro Napisah, lahir 20 Maart 1846 jang kawin die blakang kalie pada Raden Adipatie die b. masie hidoep tinggal die kotta Bangil. Doeloe inie Radenajoe kawin pada Raden Toemenggoeng Notoadiningrat Boepatie Bangil terseboet die fatzal IX k. katja 37, serta poenja anak 1 Raden Toemenggoeng Soendjotoningrat, djadie Boepatie die Bangil darie 1888 sarnpei 1902 berhentie pensioen sekarang masie hiedoep, tinggal die Bangil dan 1 prampoewan die kawin k, fatzal IX katja 55 ietoe.
d. Raden Pandoe Notonegoro lahir 12 Februari 1837 soedah wafat die koeboer di Gribig (Malang). poenja tingga! tjoema satoe anak prempoewan jang masie hiedoep nama Radenajoe Soertie, kawin pada Raden Djoiowinoto marhoem Patih die Malang.
e. Radenajoe Koesoemowinoto garwanja Wedono Batoe, Raden Koesoemowinoto poenja anak Radenadjeng Melie, Raden Soetikno, Raden Soeiiknoe, Radenadjeng Ekie.
f. Radenajoe Sitie kawin pada Mantrie Goeroe Lanang die Trenggaiek g. Radenajoe Djoio-Djienah
h. Radenajoe Moenteng.
i. Radenajoe Djoesep kawin pada Raden Mas Tirtoatmodjo sekarang Wedono district kota Kraksaan.
k. Raden Notoadinegoro Assisten Wedono Pakissadjie (Malang)
l. Raden Soeriodanoewinoto, Wedono district Pakis (Malang).
m .Raden Notoadiredjo Assisient Wedono die Loembang (Tengger) - Pasoeroewan.
n. Raden Abimono kawin pada Radenadjeng Amimoenah liat fatzal XIV. ( katja 61.
o. Raden Abieimanjoe.
2. Raden Pandjie Notokoesoemo, ondercollecteur di BangiI jang die blakang mendapet gandjaran gelaran ,,Ronggo" soedah wafat, poenja anak a. laki nama Raden Pandjie Notokoesoemo Djoeroetoelis Kantoor Ass. Resident Bangil, b. Radenajoe Soemoatmodio djandanja onndercollecteur Banngil jang die berhentieken serta soedah wafat, lihat fatzal XV a katja 67.
Adapoen Raden Toemenggoeng Ario Notodiningrat Boepatie die Malang, di fatzal XIV sub a No:1, salainnja poenja anak jang terseboet die fatzal XV sub e. katja 67 makalah ada poenja anak2
1. Radenajoe Adipatie Ario Kromodjoioadinegoro, garwanja Boe¬patie Modjokerto jang sekarang, lihat fatzal XIV sub b.
2 Radenajoe Toemenggoeng Kromodjoioadiningrat, garwanja Boepatie die Bangil lihat iedem.
3. Raden Notoprodjo Assistent Wedono Trawas.
4. Raden Ajoe Kromoadiwinoto. (Louize).
5. Raden Ajoe Kromodjoioderono estrinja;, mantrie policie Bandegan (Modjokerto).
6. Raden Ajoe Arijonowidjoio estrinja Djaksa Landraad die Malang inie sekararng djadi Wedono die Gempol (Bangil).

Fatzal XVII.
Membitjara poro poetro wajah Raden Adipatie Ario Notoadiningrat Boepatie die Bangil fatzal VI.3 a. Raden Padjie Notoamidjoio marhoem Wedono district Winongan Pasoeroean (die koeboer die Winongan koempoel koeboernja terseboet fatzai 1 katja 16). Inie ada anak nama Radenajoe Soerioadikoesoemo djandanja Assistent Wedono Prigen Soerioadikoesoemo, dan lakie2 Raden Hoesan.
b. Raden Pandjie Notosepoetro marhoem Wedono district Wangkal, jang kawin pada terseboet die fatza) XV sub a dan 6 katja 55.

Fatzal XVIII.
Adanja familie2 toeroenan darie Nitieadiningrat ka satoe die falzal (II katja 18 tjoema jang die ketahoewie dan terdapet djoega die dalem boekoe2 tinggalan lama :
1. Raden Nitiewidigdo, Hoofd Pengoeloe(Pasoeroewan), tjanggah dari Nitieadiningrat ka 1.
2. Raden Dajat, Pengoeloe Naib die district Kraton Pasoeroewan). iedem.
3. Raden Pandjie Tedjokoesoemo, Pengoeloe Naib die Wienongan (Pasoeroewan) iedem.
4. Raden Prawotokoesoemo, sekarang Ass.Wedono Kalianjar (Bangil) wareng darie
Nitieadiningrat 1.
5. Raden Pandjie Soeriosepoetro, Ass.Wedono Blimbing (Malang) dan inie ada mempoenja
anak lakie mendjadie Fiscaal Griffir ada die Malang.
6. Raden Djoiodiwirio, oppas kaboepaten Soerabaia wareng iedem.
7. Radenadjeng Sasie, die kawin oleh Raden Ario Soerionegoro katja (Wareng N.A.V. 1).
8. Raden Soerahmo, oppas kaboepaten Malang, wareng iedem.
9. Raden Pandjie Tjokrokoesoemo, pensioen Wedono Tengger Probolinggo tjanggah iedern.
10. Raden Pandjie Tjokrodiwirio, Wedono Gading (Kraksaan), jang brentie iedem.
11. Raden Djoiokoesoemo, Wedono pensioen Wangkal (Pasoeroewan), iedem.
12. Raden Pandjie Djoioardjo, Wedono Singosarie, wareng iedem.
13. Raden Koesoemaningprodjo, Wedono Pandaan, tjanggah iedem. .
14. Raden Pandjie Djaeng Rono, boejoet darie Nitieadiningrat 1.
15. Radenadjeng Manikoro, iedem. :'
16. Radenadjeng Kadjie, iedem.
17. Raden Pandjie Djaengkoesoemo, anaknja No. 14.
18. Raden Doelkamit, iedem.
19. Radenadjeng Soertie, iedem.

Lampieran boewat menerangken darie adania katinggalan barang poesaka, jang darie Nitieadiningrat ka satoe dan die bla¬kang djatoeh pada Nitieadiningrat ka ampat, die terangken die sinie jang misie ada sadja serta ada die tangan familie siapa.
1. Koersie koeno, pesagie ampat. Inie bikinnanja Raden "Adipatie Nitieadiningrat 1 koetika dia dapet sakit ,,loempoeh" dan die mana peperangan atawa pergie pakerdjaan dia die pikoel dengan ietoe: Sekarang ietoe barang die taroek die koeboeran blakang mesdjit kotta Pasoeroewan.
2. Satoe petie, terisie djimat peripah dan doewa bendee djoega doea koraan. Djimat peripeh itoe sabeteinja pakeannja Nitieadiningra ka satoe koetika pergie perang, dan bendee itoe boewat tanda atawa orang Diawa bilang tengoro die wektoe maoe brangkat perang. Inie barang ada die tangan Raden Ario Sosrowinoto.
3. Ketel koeningan (tjeret) bikinannja Nitieadiningrat ka satoe boewat ambil aer woedhoe die wektoe sembaiang, djoegs ini ada sama R. A. Sosrowinoto.
4. Pedang mas asal darie Radeniajoe Berie sekarang ada pada Raden Adipatie Soerioadiningrat , Boepatie Maiang.
5. Doea Kris; 1 nania Djinat asal darie Patih Wongsonegoro; 2 nama Sienom ini jasan darie Nitieadiningrat ka satoe dan jang die pakei harie2 olehnia. Semoea ada sama Raden Toemenggoeng Ario Nitieadiningrat Boepatie Soerabaia.
6. Satoe Toembak nama Gringsing pakeinja Nitieadiningrat die dalem prang, sekarang ada tangan Radenajoe Tirto Koesoemo.
7. Satoe Toembak nama “Bandottan” asal dari Nitieadingrat jang ketiga sekarang ada tangan R.T.A. Nitieadiningrat Boepatie Soerabaia.
8. Doea Kris asal darie Nitieadiningrat ka ampat, dapet paringan darie dia poenja mertoewa Kangdjeng Sultan Pakoenataningrat die Sumenep dan tjarietanja sepertie die bawah inie : Jang 1 nama “Damarmoeroop" ketarik darie dia poenja dapoer (model). Koetika djamannja Resident Varkevisser ketjarita Nitieadiningrat ka ampat itoe ada dapet soesah besaar jaitoe tida tjotjok sama Resident ketarik darie toesoek2nja Patih die sana Mas Nitie Koesoemo, makloemlah ietoe wektoe Nitieadining¬rat misie-moeda djadie soengkan hingga die blakang kalie djadie takoet amper sepertie tebalik lantas djadie bawah prentah darie Patih itoe tadie.
Nitieadiningrat ka ampat lantas niat moehoen lepas darie pekerdjaan. tapie kedengeran oleh mertoewanja jaitoe Sultan jang terseboet, dan darie pada itoe dia die panggil ka Sumenep die kasie nasehat soepaia tida moehoen berhentie darie pakerdjaan. Lanfas Nitieadiningrat, moehoen satoe poesaka Madoera, tetapie Sultan tida memberinja. Tjoema bielang die atas permintaan itoe bakal die chaboelken oleh Sultan poenja bikinan sendirie.
Keidjadian Sultan ada. bikin itoe Kris Damar Moeroep. Die wektoe datengnja die Pasoeroewan itoe Kris die. rajaken dengen kahormattan besaar. Ketjarieta srenta Nitieadiningrat pakei Kris inie, begitoelah Allah soebehanahoe wata’ Alla memberie soewatoe oesik die dalem hatienja lantas sepertie membangoenken nafsoenja tentang segala roepa, sahingga kekerassan hatie itoe membikin slametnya dia, dan dari pada inie sie “,Damarmoeroep" die kasih nama “Slamet", sekarang ada sama Raden Sosrioadikoesoemo itoe Wedono Boeloelawang. Lantas mendapet -pariengan lagie satoe keris nama “Toeroonsih" sekarang ada pada Regent Soerabaia. ;

Lampieran boewat menerangken nama2 Resident die negrie Pasoeroewan moelai Pangeran Ario Nitieadiningrat djadi Boepatie die Pasoeroewan, taoen 1833 sahingga- adanja sampei die taecn 1914.
1. Van Nes.
2. de Vogel.
3. Varkevisser.
4. Steinmets.
5. Van der Poei.
6. S. van Deventer.
7. Van Spall.
8. Jhr. 0. van Nispen.
9. A. Fitz. Verploegh.
10. J. J. Rambaido.
11. G. van Delden.
12. Ketting Olivier (Pangeran Ario Nitieadiningrat wafat th.1887).
13. A. Salmon v. z. n.
!4. de Lvalette.
15. Kreicher.
16. Schogen van Soelen.
17. Peernboom.

Kiriman Kisah dan Silsilah dari Keluarga RAA.Kromodjoyo Adinegoro IV

Alur Silsilahnya Trah Kromodjajan yang termasuk abdidalem dan pengikut setia RM.Koesen-BKPH.Kolonel Poerbodiningrat

(dan Kanjeng Lider Raden Tumenggung Tjokronegoro I-Ponorogo mempunyai nama kecil RM.Lantjoer bukan RM.Koesen)


Diagram Silsilah






Assalamualaikum Warohmatullah Wabarakatuh, serta

salam sejahtera bagi kita semua    



Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, disertai doa dan niat  luhur,  pada  bulan Syawal 1431 H, segenap warga Paguyuban Keluarga Trah Kromodjayan - Kanoman, Mojokerto telah merealisasikan upaya, sebagai budidaya para Trah / Keturunan untuk melestarikan riwayat leluhur, serta menjaga dari kepunahan warisan Leluhur Trah Kromodjayan Kanoman .    
Semula berawal dari wasiat beliau Raden Adipati Arya Kromodjoyo Adinegoro IV / Raden Mashudan dalam tulisan tangan, dan kemudian dikembangkan ataupun dikutip oleh para ahli waris Trah Kromodjayan  Kanoman, baik secara perorangan, kelompok warga family  yang terkait dalam Trah / Keturunan Kromodjayan – Kanoman - Mojokerto, ataupun family  perkumpulan sedarah lainnya.  Mengingat perkembangan data silsilah tidak akan terlepas dari perkembangan keluarga yang semakin tumbuh , dan oleh sebab itu  dituangkanlah rangkaian Keturunan dalam suatu diagram silsilah pohon keluarga agar dapat ditelaah dengan seksama dengan berpedoman pancer ayah/laki-laki (patrinial), atau berpedoman pancer ibu/wanita (matrinial). 
Sisilah sebagai himpunan dari suatu pohon keluarga (Family Tree), yang dikenal dengan istilah"Jenjang Susunan Keluarga".  yang akan mempermudah sebagai informasi melalui bentuk diagram Sisilah yang di mulai dari atas disebut Pancer (Leluhur/cikal-bakal), sampai dengan urutan yang termuda (batas urutan  terbawah) pada level ke 10(sepuluh) = Galih Asem. Tatacara menyusun silsilah banyak ragamnya, sedangkan Trah Kromodjayan Kanoman - Mojkerto_Surabaya oleh penulis disesuaikan dengan pakem budaya Jawa Tengah yang berasal dari Kasunanan  Surakarta,  Disini telah dibakukan rentang urutan keturunan yang biasa disebut "Trah". Dengan jumlah level dari satu s/d sepuluh ( putra s/d galih asem ) atau disebut pula peringkat urutan keturunan. Adapun petunjuk penulisan Silsilah menurut ketentuan yang ditulis dalam buu "Serat Piagam Sentana" / "Gebookteakte"= ngrewat sara silahing ing Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Paku Buwana), adalah diawali dari :

  Pancer …= Trah adalah nama nenek moyang/leluhur yang dijadikan pedoman cikal bakal
  • Level/urutan   1 = Anak / putera
  • Level/urutan   2 = Cucu
  • Level/urutan   3 = Buyut
  • Level/urutan   4 = Canggah
  • Level/urutan   5 = Wareng
  • Level/urutan   6 = Udeg-udeg
  • Level/urutan   7 = Gantung Siwur
  • Level/urutan   8 = Gropak senthe
  • Level/urutan   9 = Debog bosok
  • Level/urutan 10 = Galih Asem. 
Urutan penulisan diawali dari Pancer, misal yan dianut pancer laki-laki (patrilinial), yang kemudian sampai rentang keturunan ke 10(sepuluh) - Galih Asem, dan yang kemudian akan menjadi "Pancer" dari Trah keturunan selanjutnya Silsilah Trah Kromodjayan -Kanoman, Mojokerto_Surabaya, dan terkait kepada faimily /  keluarga sedarah lainnya, yang sesuai terjadinya perkembangan keluarga, maka terbentuklah  level "Trah " atau "Trah baru", diantaranya adalah sbb.:
  • Trah Nitiadiningrat - Pasuruan;
  • Trah Notodiningrat - Malang;
  • Trah Kromodjayan Kasepuhan - Surabaya, Bangil;
  • Trah Kromodjayan Kanoman - Surabaya, Mojokerto;
  • Trah Bratadiningrat - Banyumas
  • Trah Bustaman–Semarang ;
  • Trah Pusponegoro - Gresik kuno;
  • Trah Tjondronegoro - Sidoarjo;
  • Trah Sambongan ( Oei Sam  Hong)  – Semarang;
  • Trah HAN dinasti – Lasem;
  • Trah Bandoro Pangeran Haryo Suronegoro - Surakarta ;
  • dan masih banyak lagi.
Yang kami sajikan dari beberapa peninggalan tulisan leluhur serta photo kenangan, adalah sebagai berikut :

TRAH KROMODJAYAN - KANOMAN






  • R.Glundung / R.Tumenggung Kromodjoyodirono.

Dalam diagram Silsilah adalah sbb:




  • Raden Glundung, nama gelar jumeneng Bupati Surabaya th 1819-1825:
Raden Tumenggung Kromodjoyodirono, putra Kyai Dermoyudo V / Djoko Ismail menikah dengan mBok Rara Tjetjek binti Kyai Tumenggung Djoyodirono I (Bupati Kanoman Surabaya 1752-1769); Raden Glundung wafat dimakamkan di Pasarean Kromodjayan Bibis (dekat stasiun KA Semut / terletak diutara Semut Plaza Surabaya );


Raden Glundung / Raden Tumenggung Kromodjoyodirono


  • R Bagus Anom / R Adipati Kromodjoyo Adinegoro II, /
  • " Kanjeng Genteng "




Raden Bagus Anom, jumeneng Bupati Surabaya th 1831-1859, memakai nama gelar : 

Raden Adipati Kromodjoyo Adinegoro II. Masyarakat Surabaya mengenal dengan nama " Kanjeng Genteng " adalah putera nomor 8(delapan) Raden Glundung menikah dengan Raden Ayu Sepi binti Kyai Adipati Nitiadiningrat /Kanjeng Lemper, Bupati Pasuruan th 1751-1779 ). Kanjeng Genteng wafat dimakamkan di belakang Masjid Ampel Surabaya, beliau mencurahkan sebagian besar pekerjaannya dalam Agama Islam, sampai dikenal sebagai Imam Besar Sholat Jum'at Masjid Ampel Surabaya. 

    
    Kanjeng Genteng / RA Kromodjoyo Adinegoro II
    
  • R.Aersadan / R.Adipati Arya Kromodjoyo Adinegoro III

Raden Aersadan, jumeneng Bupati Mojokerto th.1866-1894, memakai nama gelar : 

Raden Adipati Arya Kromodjoyo Adinegoro III , sebelumnya menjabat Bupati Lamongan th.1863-1866; Putera nomor 5(lima) Raden Bagus Anom menikah dengan Mas Ayu Warinah / Mas Ajeng Sepuh binti Kyai Kabul Singomenggolo  (Pamekasan Madura); Semasa menjabat Bupati Lamongan dan Mojokerto, beliau telah banyak mendirikan Masjid. Wafat saat tugas, pada tahun 1894, dan  dimakamkan di Pasarean Sentono Asri Kromodjayan, di desa Terusan-Mojokerto; 

R Aersadan / RAA Kromodjoyo Adinegoro III




  • R.Mashudan/R.Adipati Arya Kromodjaya Adinegoro IV

Raden Mashudan, jumeneng Bupati Mojokerto th.1894-1916, memakai nama gelar : 
Raden Adipati Arya Kromodjaya Adinegoro IV, mendapatkan posisi sebagai Bupati Ridder Mojokerto, Selain itu beliau pendiri Museum Purbakala di Trowulan-Mojokerto; Beliau adalah putera pertama R Aersadan menikah dengan Raden Ayu Ngaisah binti R Adipati Notodiningrat II, Bupati Malang th.1839-1884);  Beliau wafat  dimakamkan di Pasarean Sentono Asri Kromodjayan, di desa Terusan-Mojokerto; photo beliau sbb:   



R Mashudan / RAA Kromodjoyo Adinegoro IV
Silsilah keluarga Raden Mashudan adalah sbb:


R Mashudan menikah dengan isteri pertama adalah Raden Ayu Moersiyah binti Mas Ngabei Reksokusumo (Onder Collecteur Waru-Sidoarjo) berasal dari Trah Sambongan/Oei Sam Hong-Surabaya yang diambil menantu oleh RAA Notodiningrat II Bupati Malang th.1829-1884; Menurunkan 3(tiga) putra yang wafat dalam usia muda, dan dimakamkan di di Pesarean Sentono Asri Kromodjayan, di desa Terusan-Mojokerto;





R Mashudan menikah lagi dengan dengan Raden Ayu Katarinah binti R Tumenggung Arya Notodiningrat III Bupati Malang th.1884-1898, setelah R Ay Moersijah wafat. Dari pernikahan ini mendapatkan keturunan sebanyak 10(sepuluh) putera, adalah sebagai berikut:





1) Raden Bagus Abdul Madjid, nama gelar jumeneng Bupati Mojokerto th.1916-1932 Raden Adipati Arya Kromoadinegoro, adalah putera pertama R.Mashudan dari 10(sepuluh) bersaudara. R.Abdul Madjid wafat th.1934. dimakamkan di Pasarean Sentono Asri Kromodjayan, di desa Terusan-Mojokerto.





Silsilah keluarga R.Abdul Madjid adalah sbb:





2) Raden Ayu Moerdiyati, adalah putera ke 2 (dua) menikah dengan Raden Adipati Panji Arya Suryowinoto I / R.P. Imbran / R.P. Suryoputro adalah Bupati Gresik th>1917-1934;

Silsilah keluarga R.Ay Moerdiati Suryowinoto adalah sbb:

R.Panji Imbran putra dari RAA Suryoadiningrat / R Saleh (Bupati Gresik sd 1917) menikah dengan R Ayu Noekniamah binti RAA Kromodjoyodirono III, Bupati Lamongan th.1866. 


Photo R Adipati Panji Arya Suryowinoto di Kabupaten Gresik beerta putra putri



3) Raden Bagus Yasin, nama gelar jumeneng Asisten Wedana di Ngebel Ponorogo th.1910 –1940, : Raden Ngabei Kromodjoyoadirono, menikah dengan Raden Ayu Sadjatinah binti R Arya Suryoadikusumo (Patih Malang) trah dari R Tumenggung Suryaningrat Bupati Probolinggo th.1888.



Silsilah keluarga R.B. Yasin adalah sbb:


4) Raden Bagus Mas Suwoso,  nama gelar jumeneng Wedana di Besuki: Raden Ngabei Kromoadiprodjo, menikah

1) pertama dengan Raden Ayu Loeisa (Gareng) binti R Kancanadi Kromoadiwinoto, Asisten Collecteur di Krikilan, Drio-Surabaya. 

2) kedua dengan Raden Ayu Chadjariah (Pah) binti R Ibnu Chadjar Kromodjoyodirono,         Asisten Wedan di Perak-Jombang.

3) ketiga Mas Ayu Asminah, asal desa Kebowan, Kawedanan Ploso Jombang.



Silsilah keluarga RB Mas Suwoso adalah sbb:
Dari Isteri pertama :

Dari isteri kedua :




5) Raden Bagus Rustamadji, nama gelar jumeneng Asisten Wedana di Modo-Lamongan:  

Serat Sara Silah Trah Keluarga Kyai Ageng Kasan Besari - I, Tegalsari - Ponorogo

PEMBUKA KATA


Penulis Serat Sara Silah Kyai Ageng Kasan Besari-I, Tegalasri Ponorogo, adalah DR.Ismu Sukanto Suwelo, M.Sc. putera canggah dari Kanjeng Lider Raden Mas Adipati Tjokronegoro-I, Ponorogo; Lahir di Ponorogo pada tanggal 31 Januari 1927; Beliau pensiunan pegawai negeri, mulai bekerja sejak tahun 1983, sebagai imeritus dosen Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam perjalanan karier juga menjadi staf pengajar di berbagai perguruan tinggi lain, diberbagai kota yaitu Bogor, Jakarta, dan Lampung; Terkakhir menjabat dalam posisi senior agronomist, seed production technology, plant breeding.


 DR.Ismu Sukanto Suwelo, M.Sc.

Naskah tersebut disunting kembali atau dilanjutkan, serta dikembangkan dalam website program pohon keluarga / informasi,  sesuai untaian Serat Sara Silahing Trah Keluarga Kyai Ageng Kasan Besari - I, Tegalsari-Ponorogo, maupun menyambungkan dengan serat sara silahing keluarga sedarah / kerabat dari pengunggah nama: Haji R Widodo AS, keturunan dari alur silsilah  Trah Kyai Ageng Brondong - Surabaya (Pancer Ayah); dan Trah Raden Adipati Arya Kromodjoyo Adinegoro III, Bupati-Mojokerto (Pancer Ibu). 
Pekerjaan adalah pernah menjadi Instruktur serta Auditor Bank BRI - Jawa Timur, dan masa purna tugas mengisi kegiatan membangun kembali silsilah keluarga, sedarah maupun kerabat baik secara horizontal, dan vertikal  alur ayah dan ibu (pancer laki / perempuan); 
Keterkaitan saya dengan Trah Keturunan Kanjeng Lider Raden Mas Adipati Tjokronegoro-I, Bupati Ponorogo adalah secara hirarki dalam  pohon keluarga  sedarah berawal dari alur keturunan  ayah saya R Achmad Soesandi (Kajati Kalsel) adalah sbb :
R.Adipati Panji Tjokronegoro-II / R.Panji Notokusumo,Surabaya, Bupati Kasepuhan Surabaya 1785-1818 adalah level 3-Canggah dari Ki Ageng Brondong, atau putera pertama dari R.Panji Djayengrono / RAP Tjokronegoro I, Bupati Sidoarjo Th.1763-1783,  menurunkan 33 putera puteri daiantaranya bernama :
(7) R.Ngabei Purbokusumo,Wedana Jenggala-IV Sidoarjo, sekarang disebut Taman (level 4-Wareng), menurunkan Raden Ngabei Adikusumo (level 6-Udeg-udeg); menurunkan R Ngabei Adiatmodjo (level 7-Gantung siwur); menurunkan R Panji Sadikin Adiwinoto (level 8-Gropak sente dari Ki Ageng Brondong)   menikah dengan R Ayu Istijati , adalah Level 5 - Wareng dari Kyai Muhammad Besari Tegalsari - Ponorogo; menurunkan 6 orang putera yaitu : 1.R Ismoekadinoto; 2.R Ismoenandar; 3.R Ay Ismilah (Nok); 4. R Ay Ismini (Niek); 5. R Ay Ismijatin (Noek); 6. R Ismoehadji (Soer).
 (16) R.Ngabei Hadiwidjoyo,sebagai Devisihoofd di Indramayu / kesatuan penerima pajak, (level 5-Wareng dari Ki Ageng Brondong), menurunkan R Ay Sasidamari (Level 6-Udeg-udeg dari Ki Ageng Brondong) menikah dengan R Bagus Hardjoadiwinoto (level 6-Udeg-udeg dari Ki Ageng Brondong), menuurunkan R Ayu Artinah menikah dengan R Achmad Notoadiputro, Asisten Wedana Balongpanggang - Krian Sidoarjo, suami istri pada level 7-Gantung siwur dari Ki Ageng Brondong, menurunkan 5 putera diantaranya R Achmad Soesandi (level 8-Gropak sente dari Ki Ageng Brondong), menurunkan saya HR Widodo AS, level 9-Debok bosok dari Ki Ageng Brondong) 




Sumber Pustaka :

* Silsilah, Pedigree Keluarga Kyai ageng Kasan Besari-I ( Kyai Ageng Tegalsari I -  
  1760) Ponorogo; Kanjeng Lider Raden Mas Adipati Tjokronegoro - I, Kanjeng Bupati
   Ponorogo Th.1811-1900. Naskah ditulis oleh : DR. Ismu Sukanto Suwelo, M.Sc. (Bogor 1996)
* Serat Sara Silah K5 (Kasepuhan-Kanoman-Kromodjayan-Ke Sambongan Surabaya) oleh Raden   
  Tumenggung Arya Notoadikoesoemo/Zainal Fattah dan Yayasan Sentono Boto Putih Surabaya, di tulis di Surabaya, dan selesai tanggal: 06 Desember - 1956. (50 Halaman).

* Serat Sara Silahing Trah Kyai Ageng Brondong / Pangeran Lanang Dangiran, Boto-Putih Surabaya. Ditulis oleh Raden Panji Arya Makmoer; di Surabaya, selesai tanggal 01 Agustus-1966).
* Serat Sara Silahing Trah Kromodjayan - Kanoman, Mojokerto; -Ke Sambongan-Surabaya; - 
  Nitiadingrat-Surabaya; Notodiningrat; -Bustaman-Semarang ; - Poesponegoro-Gresik Lawas; 
  HAN dinasty, oleh R.Bagus Yasin/R Ngabei Kromodjoyoadirono, di Mojokerto, dan selesai pada tanggal 10 Maret 1960, (102 halaman).
 
LATAR BELAKANG

1. Tegalsari dibangun di suatu lokasi hutan sebelah timur-laut kediaman Kyai Koetoe, Jetis-Ponorogo, Jawa Timur oleh seorang pemuda remaja atas petunjuk ayahnda Kyai Anom Besari, Kuncen-Caruban (Madiun-Jawa Timur). Nama Mohamad Besari yang disandang oleh anak muda ini semakin dikenal setelah pemukiman ditegakkan.
Dalam perjalanan sejarah Mohamad Besari menjadi  Kyai Tegalsari dengan gelar Kyai Ageng Mohamad Besari alias Kyai Ageng Kasan Besari alias Kyai Ageng Tegalsari-I, mengikuti masa perkembangan status wilayah ini, yang menjadi Tanah Merdeka Perdikan Tegalsari (1760).
Pemukiman Tegalsari dalam pemekarannya telah menjadi sumber dan sentrum pengembangan dan pengajaran agama Islam. Pada zamannya pancaran ketegarannya menjadi andalan, terutama karena bimbingannya pada para santri dan warok Ponorogo yang tangguh tersohor atas asuhan Kyai Kasan Besari ini. Kemudian predikat Warok Ponorogo menjadi simbol dan andalan masyarakat Ponorogo.
 Awal dari riwayat Kyai Ageng Kasan Besari- I , Tegalsari-Ponorogo menjadi suatu tonggak sejarah bagi keturunannya, adalah keterlibatan dalam meberikan bantuan saat Kanjeng Susuhunan Paku Buwono II ( Mataram-Kartosuro), mendapat serangan dari bangsa Tionghoa/Cina. Kejadian tersebut dikenal "Kraman Cino"pada tanggal 30 Juni 1742, yang di pimpin oleh Sunan Garendo atau disebut Sunan Kuning; Saat terdesak maka PB-II, beserta keluarga dan bala tentara mengungsi ke Ponorogo. Dalam riwayat kekuasaan dan Tahta PB-II dipulihkan oleh  susunan strategy-perang Kyai Ageng Kasan Besar-I, dan beliau memimpin para santri dan para warok Ponorogo, Sebagai imbalan jasa kepada Kyai Ageng Kasan Besarai-I, oleh Kanjeng Susuhunan PB-II menghadiahkan Desa Sehwulan (Madiun) sebuah tanah merdeka Perdikan.  Dan menganugerahkan kedudukan sebagai Adipati Tumenggung dengan pangkat Kanjeng Bupati, namun pemberian tersebut oleh Kyai Ageng Kasan Besari - I, tidak diterima (menolak). Namun Desa Sehwulan menjadi  pada generasi ke 5 (level 5 = Wareng) yaitu Raden Bei Seno Besari / Kyai Raden Nedo Besari,  sebagi pusat Trah Keturunan (dinasti) Kyai Ageng Kasan Besari - I. 

Sutau tanah perdikan adalah wilayah merdeka swapraja otonomi / pemerintahan sendiri (independent) dan dikenal bebas pajak - bulu bekti. Dapat diartikan pula terlepas dari pengaruh kekuasaan langsung Keraton Surakarta. Yang selanjutnya juga bebas  dari pengaruh Kompeni ataupun Pemerintah penjajah Hindia Belanda.

Pengganti Kyai Ageng Kasan Besari-I, adalah putera ke 7 bernama:
 Kyai ILyas, menyadang gelar Kyai Tegalsari - II / Kyai Bagus Kasan Besari - II,  dan riwayat kepemimpinan digantikan putera pertama Kyai ILyas yaitu Kyai Kasan Yahja, dengan gelar Kyai Tegalsari - III (wafat 1799). dan kemudian digantikan oelh putera ke 2 Kyai Kasan ILyas bernama:
Kanjeng Kyai Kasan Besari II / Kanjeng Kyai Bagus Kasan Besari - II, / Kanjeng Kyai Tegalsari - IV ( 1799-1862 ); Dan menjadi wayah menantu Kanjeng Susuhunan PB-III (1800), menikah dengan Gusti Raden Ayu Moertosijah. Dengan saserahan Desa Karanggebang. Memperoleh gelar Kanjeng paringan dari Kanjeng Susuhunan PB_IV. 
 Pengganti  Kanjeng Kyai Kasan Besari II, bernama Kyai Kasan Anom-I,/ Kyai Tegalsari -V (1862-1873); Adalah putera pertama atau kakak tertua se-ayah dengan Kanjeng Lider (adik ke 10), yang diketahui menjadi berbesanan.
Kemudian penerusnya adalah Kyai Kasan Kalipah / Kyai Tegalsari-VI (1873-1883), adalah putera ke 12 dari Kanjeng Kyai Kasan Besari II, adik se-ayah dengan Kanjeng Lider.
Kyai Kasa Anom - II / Kyai Tegalsari VII (1883-1903) adalah putera ke 3 Kyai Kasan Anom - I; Putera tersebut diambil menantu Kanjeng Lider Raden Mas Adipati Tjokronegoro - I, dengan Raden Ayu Wosmirah (puteri ke 15) atau Raden Ayu Koesmirah (1867-19xx) di makamkan di Tegalsari-Ponorogo.
Kyai Kasa Anom - III / Kyai Tegalsari VIII (1883-1903) / R Mas Djarot / R Mas Ngoeman hadji  adalah putera pertama dari Kyai  Kasa Anom - II; Wayah dari Kanjeng Lider  Raden Mas Adipati Tjokronegoro - I. 
Kyai Mohamad Ismail / Kyai Mohamad Ismangil / Kyai Tegalsari - IX, (1909-1926);
Wayah dari Kanjeng Lider  Raden Mas Adipati Tjokronegoro - I.
Kyai Ichsan Ngalim / Kyai Iksan Ngalim / Kyai Tegalsari - X, (1926-1931); adalah putera menantu  Kyai Kasa Anom - II, menikah dengan puteri ke 4 bernama R Ayu Napisijatin.
Kyai Rachman Amin Koesoemo / Kyai Achmad / Kyai Tegalsari - XI, (1931-1960): adalah putera ke 5 dari Kyai Kasa Anom - II . Nama kecil R Mas Rachmad / R Mas Amin Koesoemo. Wayah dari Kanjeng Lider  Raden Mas Adipati Tjokronegoro - I. 
Kyai Aljoenani / Kyai Tegalsari XII (1960-1963), adalah putera ke 6 dari Kyai Kasa Anom - II .Nama kecil R Mas Aljoenani / R Mas Adisapoetro. Wayah dari Kanjeng Lider  Raden Mas Adipati Tjokronegoro - I.
Karena Perdikan Tegalsari di Ponorogo ini lebih ditonjolkan sebagai wilayah Pondok Pesantren, sebab adanya aktivitas pendidikan agama, dengan banyaknya minat masyarakat menjadi para santri serta para warok. Yang kemudian banyak riwayat menerangkan bahwa setelah menyelesaikan pendidikan Agama di Pesantren Tegalsari-Ponorogo, mereka menyandang sebutan/gelar sebagai Kyai, dan meneruskan menyiarkan Agama Islam dengan cara mendirikan pondok pondok pesantren baru.
Suksesi Kyai Tegalsari berlangsung menurut sistem garis Trah-Keturunan Kyai yang terdahulu, sedangkan penggantian kepemimpinan hany dilaksnakan setelah Kyai yang terdahulu wafat.  Suksesi  terakhir adalah Kyai Tegalasri XII, karena likuidasi kesuaprajaan / kerjaan yang melebur menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia mematuhi PP No:13/1946 tentang Penghapusan supraja/kerajaan dalam wilayah Republik Indonesia,
Saat ini status Tegalsari-Ponorogo adalah sebuah desa Tegalsari, diwilayah Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo; Posisi letak berada 10 kilometer sebelah tenggara kota Ponorogo, atau kurang dari 40 kilometer sebelah selatan kota Madiun.
Pendekatan Keraton Kasunanan Surakarta ke Tegalsari-Ponorogo masih berlanjut karena konsistensi posisi masyarakat Ponorogo terhadap masyarakat Surakarta, berawal sejak kerajaan Mataram-Kartosuro sampai dengan Surakarta Hadiningrat.
Kanjeng Susuhunan Paku Buwono III menyatakan keinginannya untuk mempersuntingkan R Ayu Moertosijah, puteri ananda Gusti Raden Ayu Tumenggung Martopuro, / Kanjeng Pangeran Martopuro, / Kanjeng Bupati Sewu, Surakarta ), dengan sesama cucu Kyai Ageng Kasan Besari - I, yaitu putera Kyai ILyas bernama Kanjeng Kasan BEsari - II. yang disertai dengan sasrahan desa Karanggebang, Kaedanan Maospati. Putera pertama dari perkawinan agung ini, menjabat sebagai Wedono Maospati, dengan gelar R mas Achmad, alias R Mas Martodipuro.
Raden Mas Kusem, alias R Mas Lantjur adalah putera ke empat (bungsu) dari perkawinan tersebut diatas, atau putera ke sepuluh dari Kanjeng Kyai Kasan Besari - II, kemudian menjadi Kanjeng Bupati Ponorogo dengan gelar Raden Mas Adipati Tjokronegoro - I.
 Gelar Kanjeng Lider bagi Raden Mas Adipati Tjokronegoro - I, disandang setelah memperloelh Bintang Jasa "Ridderder Orde van Oranje Nassau van den Nederlandse Leeuw" dari kerajaan Belanda diserta atribut kebesaran "Songsong Djene" ("Payung emas") = "de geele songsong". Ini sebagai tanda kebesaran dan lambang pemegang kekuasaan seorang pejabat Adipati.
Sebagai darah Trah Keturunan Kasunanan Surakarta - Kanjeng Susuhunan Paku Buwana - III, Surakarta-Hadiningrat, yang mengalir pada Kanjeng Lider Raden Mas Adipati Tjokronrgoro -I, Ponorogo tersebut, maka para Trah-keturunannya dengan sendirinya, bagi para putra wayah menyandang gelar jika laki-laki memakai inisial Raden, dan perempuan berinisial Raden Rara atau Raden Ajeng, setelah menikah menjadi Raden Ayu.  
Sebagai penghormatan pemberian nama dalam suatu Trah Keturunan, Kanjeng Lider R Mas Adipati Tjokronegoro I - Ponorogo, memberikan alias nama sesuai adat Jawa klasik atau disebut nama tua kepada putera dan puterinya serta menantu dan keturunnya dengan nama awal "TJOKRO" (dikarenakan kebanyakan baik putera ,puteri,menantu serta keturunannya diijinkan oleh Beliau Sinuhun PB.III,PB.IV,PB.V, PB.VI dan PB.IX hingga PB.X menjadi prajurit Telik sandi dan telik sandi baya), dan hal ini diikuti oleh beberapa generasi berikutnya. Namun sampai dengan generasi berikutnya sampai dengan keturunan level ke 10 (gropak sente), sudah banyak yang tidak menggunakan.
Dan sebagai generasi penerus, hal tersebut pemberian tetenger dan memberikan alias nama sesuai adat Jawa klasik atau disebut nama tua kepada putera dan puterinya serta menantu dan keturunnya dengan nama awal yang sebagian masih dilestarikan oleh wayah buyut, dengan memberikan  awalan nama : "IS", "ISMU", "ISMI", "ISTI".  Namun semua telah dipengaruhi perkembangan jaman, dan ada yang masih melestarikan dan ada yang sudah tidak menguikuti.

INDEKS GENERASI 

        Dalam penyusunan pohon keluarga atau Silsilah, jenjang keturunan diberikan suatu tanda sesuai urutan level generasi, atau disebut indek generasi, sebagai identifikasi individu pada suatu Trah-Keturunan ataupun status hubungan keluarga sedarah serta posisi didalam kekerabatan suatu Trah. Dengan menggunakan pengenal tanda level generasi, adalah merupakan bentuk peradaban manusia yang dimuliakan oleh ALLAH SWT. Hal ini menyangkut petunjuk Yang Sang Pencipta Alam Semesta dalam mengatur kehidupan mahluk manusia, adalah sebagai berikut :
Mengatur / menyelamatkan hubungan suatu keluarga sedarah baik vertikal maupun horizontal, 
Memberikan penuntun dalam pencerahan dan penelitian asal-usul dari seseorang sebagai bagian pengujian kebenaran dalam suatu Trah ( keluarga sedarah Trah dimaksud )
Dari perkembangan generasi ke generasi, memastikan tidak adanya pelanggaran kaidah ALLAH SWT., sebagai mana dijelaskan dalam kitab suci Al-Quran, bagi penganut AGAMA ISLAM yaitu pada : 
Surat ke 36 Yasin 
ayat 36 : Mahasuci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui
 Surat ke 49 Al-Hujurat

ayat 11 : Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.

ayat 13 : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Surat ke 4 An Nisaa

ayat 1 : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

ayat 23 Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,

ayat 24 dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
     Sedangkan pratijau dari ILmu Pengetahuan Kedokteran yang dijelaskan dalam: Dasar-dasar Genetika Biokemis Manusia ( Prof Dr,M.Ismadi –Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta (Larangan Perkawinan Sedarah / INCEST dalam Biologi ); serta Hukum dan Budaya. Menyebabkan memperoleh genetika cacat phisik / psychal / kelainan terhadap keturunannya akibat hubungan perkawinan yang masih sedarah / sedarah dekat.
     
        4. Untuk kaidah yang bersifat adat-istiadat adalah sederhana sekali yaitu menjalankan sebaik mungkin perilaku sesuai ketentuan adat, menjaga kejujuran, setia, dan hormat, menjauhkan dari tindakan tercela (“ma-lima” ), yang semuanya dapat berakibat buruk bagi nama baik Keluarga / Trah keturunan.

Jenjang susunan atau disebut indek generasi pada Silsilah Keluarga atau Genealogy Diagram dibuat / dimulai dari atas yaitu yang tertua kebawah s/d. keturunan termuda, ini menganut pakem budaya Jawa Kasunanan Surakarta Hadiningrat khususnya dan pada umumnya, atau dikenal dengan nama Trah = Keturunan. Penulisan silsilah dibuat rentang jenjang setiap / sampai ke 10(sepuluh) level / graad). Dibuat berdasarkan petujuk membuat silsilah dalam buku "Serat Piagem Sentana “ (gebookteakte) ngrewat sala-silahing ing Kasunanan Surakarta Adiningrat (Paku Buwana)", yaitu dimulai dari:

Pancer …………… = Trah adalah nama nenek moyang/leluhur yang dijadikan pedoman cikal bakal yang menurunkan
Level/urutan   1 = Anak / putera
Level/urutan   2 = Cucu
Level/urutan   3 = Buyut
Level/urutan   4 = Canggah
Level/urutan   5 = Wareng
Level/urutan   6 = Udeg-udeg
Level/urutan   7 = Gantung Siwur
Level/urutan   8 = Gropak senthe
Level/urutan   9 = Debog bosok
Level/urutan 10 = Galih Asem.
Urutan penulisan dimulai dari Pancer, misal yang dianut pancer laki-laki (patrinial), yang kemudian sampai rentang keturunan kesepuluh (Galih Asem), dan yang kemudian akan menjadi “Pancer” Trah/Keturunan berikutnya. Dengan adanya fasilitas dari genealogical chart di website http://id.rodovid.org/wk/...., maka 10(sepuluh) level / graad oleh penulis diterapkan. Sedangkan dalam hardcopy produk HR WIdodo AS digunakan dalam bentuk simbul-simbul yang nampak pada pembagian kelompok level (dapat dilihat samping kiri & di kiri bawah lembar silsilah). Dapatlah kami sampaikan bahwa silsilah ini (Family Tree) pancer Laki-laki terbentuk dan akan berakhir jika keturunan berstatus perempuan. Artinya dari keturunan seorang Ibu yang semula dari marga A, anak keturunannya akan ikut pada suaminya misal marga B. Hal ini tidak mengubah makna apapun, ini hanyalah ilustrasi susunan keluarga walaupun menganut garis perempuan (matrinial) kesemuanya dibuat menganut petunjuk cara menulis silsilah yang benar.

PIWELING TERHADAP MERAWAT SERAT SARA-SILAH :
Merujuk dari kata Penutup Serat Sara Silahing Trah Diposoepanan-Surakarta, yang ditulis oleh Raden Sastrodihardjo, berwasiat sebagai : PENGET/PIWELING (memperingatkan):Serat sarasilah puniko kasimpen ingkang ngatos-atos, kengingo kangge cepenganipun putro wajah buyut panjenengan ing tembe wingking. Kejawi saking poeniko, menawi wonten lepatipun, kirang-langkungngipun, tuwin wonten ewah-ewahanipun, kadosta ewahing putro, mugi kerso ngewahi pijambak. ( Silsilah ini untuk disimpan dengan hati-hati, agar dapat dipergunakan sebagai pegangan anak cucu semua, dibelakang hari. Selain dari hal tersebut, apabila ada kesalahan, kurang lebihnya serta ada perubahan, seperti misalnya tambahnya putra. Sudi apakiranya untuk menambahkan.")
   
Dalam menjalankan amanat PENGET tersebut, perlu pengunggah tegaskan bahwa setiap SILSILAH YANG DIBUAT OLEH SIAPAPUN, --> TUJUAN ADALAH:
1) MEMBENTUK KARAKTER MANUSIA DAPAT SELALU MENGHORMAT DAN MENCINTAI PARA LELUHUR, TERIRING DOA.
 
2) UNTUK MEMBANGUN KEMBALI KEAKRABAN / SILATUROCHMI KELUARGA SEMATA, GUNA MENCAPAI IKATAN KEKERABATAN YANG KUAT_ SEHAT_SEJAHTERA, --> TERLEPAS DARI HAL-HAL NEGATIF (Kasta, Agama, Kepentingan pribadi, Memanipulasi data keluarga dan Diskriminasi); THE GENEALOGICAL / SILSILAH ADALAH MERUPAKAN INFORMASI DATA YANG TERBATAS DALAM HAL TERKAITAN HUBUNGAN KELUARGA SEDARAH, YANG TELAH DITULIS OLEH LELUHUR DAN KEMUDIAN DIWARISKAN SEBAGAI WASIAT KEPADA ANAK CUCU KETURUNAN SAMPAI DENGAN DIPAPARKAN DI WEBSITE RODOVID, atau MEDIA YANG LAIN. -->
 
3) BILAMANA DIKEHENDAKI DARI SESEORANG KETURUNAN, MELARANG NAMA KELUARGANYA YBS TDK DITULIS DALAM SILSILAH / ASAL KETURUNAN DSB. ATAU MENGHENDAKI MENIADAKAN BAGIAN TERTENTU DALAM BAGAN SILSILAH DIRINYA, MAKA KEHENDAK SEPIHAK TSB. TERLEPAS DARI TANGGUNGJAWAB PENGUNGGAH; DAN INI HANYA BERLAKU BAGI YBS DENGAN KELUARGA DIRINYA SENDIRI, TIDAK BERLAKU KEPADA SAUDARA SAUDARA SEKANDUNG.
 
4) APABILA DALAM KELUARGA KETURUNAN TERJADI SESUATU HAL (MARTABAT/KONFLIK/PERCERAIAN/KEMATIAN/TERKENA PIDANA NEGARA), TIDAK AKAN MERUBAH SUSUNAN SILSILAH SECARA KESELURUHAN, SEBAB SILSILAH MERUPAKAN PETUNJUK PERI KEHIDUPAN BERKELUARGA DALAM SUATU GENERASI AGAR TIDAK TERJADI PELANGGARAN TERHADAP PERINTAH ALLAH SWT.    



VISI & MISI Keluarga Besar Trah Kyai Ageng Kasan Besari-I, Tegalsari - Ponorogo, adalah :
Visi :
Seluruh Keluarga Besar Trah Kyai Ageng Kasan Besari-I, Tegalsari-Ponorogo bertekad membangkitkan kembali rasa hormat, serta dharma bakti sebagai kecintaan kepada leluhur disetiap generasi penerus, dengan dilandasi setiap family untuk beribadah sesuai agama / kayakinan kepercayaan masing-masing untuk menjahui larangan-larangan  Allah S.W.T., dengan membangun sikap saling menghormat, saling membangun kerukunan dan keakraban keluarga dengan harapan tercapainya kesejahteraan, ketentraman Trah Kyai Ageng Kasan Besari-I secara lahir dan bathin.
Misi :
Keluarga Besar Trah Kyai Ageng Kasan Besari berupaya mencapai Visi, dengan bertindak didalam sepanjang hidup adalah :
-  Secara berkala berupaya melakukan silaturochim / beranjang sana dalam segala acara, serta melakukan ziarah - berdoa kepusara leluhur secara bersama-sama;
-  Menyusun/menjaga data silsilah agar mampu melestarikan riwayat Trah sesuai perkembangan keluarga, dengan harapan dapat memberi kemudahan family menelaah ataupun memberikan pencerahan tentang keluarga sedarah dan pancer leluhur.
- Menjaga hubungan kekeluargaan dan warisan peninggalan sifat Budi Luhur, dan sikap ke_arif bijaksana para leluhur  dengan cara
   > membentuk ikatan keluarga secara formal,
  > memperkuat persaudaraan dengan bersikap menjauhkan  diri dari perbuatan tercela dan menjunjung tinggi nilai nilai kehormatan keluarga.  




 

baca selengkapnya dan dapat simpan di file anda dalam bentuk pdf, baca disini



  • Kiriman Kisah dan Silsilah dari Keluarga RAA.Kromodjoyo Adinegoro IV




  • diposkan oleh: Paguyuban Pakoe Boewono
    http://pakoeboewono.blogspot.com