Museum
Karaton Kasunanan Surakarta
Karaton Paku Buwono Solo mempunyai benda-benda budaya yang tersimpan di Museum Karaton Surakarta Hadiningrat. Museum Karaton terdiri dari bangunan pokok, yaitu bangunan sebelah barat dan bangunan sebelah timur. Dari tiap-tiap bangunan sudah di atur ruang-ruangnya yang memuat hasil kriya Karaton Surakarta. Adapun ruang-ruang dan seni kriya terdapat di dalamnya adalah sebagai berikut :
a. Ruang I berisi gambar-gambar dan ukir-ukiran sebagai berikut :
1. Gambar Ingkang Sinuhun Paku Buwana VII (1830-1858), Paku Buwana VII (1858-1861), Paku Buwana X dalam sebuah pigura yang besar.
2. Gambar Paku Buwana X berdiri dengan mengenakan busana kebesaran.
3. Dua buah gambar Kangjeng Ratu Emas, permaisuri Paku Buwana X.
4. Beberapa kursi ukiran dari jaman Paku Buwana IV (1788-1920).
5. Dua buah kursi ukiran dari Giayar (Bali) yang dipersembahkan kepada Ingkang Sinuhun Paku Buwana X.
6. Sebuah kursi ukir-ukiran tempat duduk Ingkang Sinuhun Paku Buwana X.
|
b. Ruang II berisi benda-benda perunggu dan batik
Dalam almari-almari kaca dipajang bermacam-macam benda dan arca perunggu antara lain arca Budha Avalokiteswara, dan alat-alat upacara agama. Di dalam ruang ini juga terdapat arca Bali dari Jaman purbakala, yaitu arca Dewa Kuwera, arca Dewi Durga, arca Dewi Tara, dan arca Dewa Siwa Mahaguru.
c. Ruang III berisi adegan Pengantin Jawa dan perlengkapannya
1. Patung kuda dari kayu lengkap dengan pakaiannya, untuk dinaiki pengantin pria kerajaan.
2. Dua buah joli berukiran.
3. Sebuah joli besar berisi sebuah peti, keduanya berukiran dibuat pada jaman Paku Buwana X.
4. Relief pada dinding yang melukiskan adegan sebagai berikut :
a. Keberangkatan calon pengantin kerajaan laki-laki dan perempuan dari Karaton Kepatihan
b. Calon pengantin puteri duduk dalam joli, calon pengantin laki-laki naik kuda membawa tombak diiringi pengawal.
c. Pengantin menjalankan ikab-nikah
d. Pengantin menjalankan tatacara panggih
5. Peragaan dengan patung yaitu adegan pengantin perempuan dan laki-laki duduk bersila di Krobongan diapit dua patah.
d. Ruang IV berisi adegan kesenian rakyat
1. Adegan pagelaran wayang kulit purwa mencakup kelir, wayang dan dalang.
2. Wayang beber dengan perlengkapan : dhalang, niyaga dan gamelan.
3. Dinding sebelah timur terdapat relief
a. Klenengan
b. Pertunjukan wayang kulit
c. Pertunjukan pada peralagaan perkawinan, supitan, ruwat dan bersih desa.
4. Dinding sebelah berat dalam almari kaca terdapat adegan-adegan
a. wayang kulit purwa
b. wayang kulit gedhog
c. wayang kulit madya
|
d. wayang golek dari kayu berbentuk manusia
e. wayang klitik seperti wayang kulit tetapi dibuat dari kayu.
|
e. Ruang V berisi topeng dan beberapa relief
Dalam ruang ini dipajang bermacam-macam topeng yang khusus digunakan untuk kelengkapan tari topeng, yang ceritanya mengambil dari cerita Panji Inukertapati, Panji Asmarabangun, Dewi Galuh Ajeng, Dewi Galuh Candrakirana, Klana dan sebagainya. Pada dinding sebelah timur terdapat relief sebagai berikut :
1. Pertunjukan jaran kepang/kuda lumping
2. Pertunjukan tarian teledek : seorang wanita meneri diiringi gamelan
3. Pertunjukan Lawung : dua orang naik kuda membawa sodok bertarung dan diiringi gamelan
4. Pande keris
5. Upacara selamatan : beberapa orang berdoa memohin selamat dalam tatacara Islam
f. Ruang VI berisi alat upacara
Dalam ruang ini dipamerkan bermacam-macam benda alat upacara sebagai berikut :
1. Bokor, kendhi, beri, kecohan, sumbul
2. Perhiasan
3. Payung bersusun tiga untuk upacara kitanan Ingkang Sinuhun Paku Buwana IV
g. Ruang VII berisi Kereta Kerajaan
1. Kereta Kyai Garudha. Dari Jaman Sinuhun Paku Buwana II di Kartasura, persembahan VOC.
3. Kereta Kyai Rajapeni.
4. Kereta terbuka, dipergunakan oleh Raja berkeliling kota, dan diperkirakan dari jaman Ingkang Sinuhun Paku Buwana X.
5. Kereta Kyai Garudhaputra.
6. Kereta kerajaan dipakai pada jaman I Paku Buwana VII sampai Paku Buwana X untuk menjemput tamu agung.
|
7. Disebelah selatan dalam almari kaca terdapat pakaian kusir, dan pakaian kuda.
8. Joli : yempat mengusung puteri Raja atau penari Srimpi.
h. Ruang VIII : Perang Dipanegara
1. Relief pertemuan antara Ingkang Sinuhun Paku Buwana (1823-1830) dengan Pangeran Dipanegara. Keduanya dilikiskan dengan naik kuda dan masing-masing dengan pengawal.
2. Relief pengadilan pada jaman kuno (Pepe)
Didalam ruangan ini terdapat pula :
a. Almari-almari kaca yang berisi benda-benda upacara seperti tongkat, gading, pedang, tameng/perisai, dan lar badak.
b. Patung kuda dari kayu yang diperlengkapi dengan pakaian perang seperti : busur, panah, dan tempat senjata api.
c. Tombak Sarajantra : Tombak bermata satu dengan alat pertahanan yang berputar dan bermata delapan.
1. Pada dinding sebelah selatan dipajang senjata kuno antara lain : bedil, pistol, pedang, tameng, keris, panah, dan pelana kuda.
2. Pada dinding sebelah utara ada diorama yang menggambarkan perang Pangeran Dipanegara di Gua Selarong. Dalam diorama tadi tampak : Pangeran Dipangeran naik kuda putih, Kyai Maja, dan Sentot Prawiradirdja.
i. Ruang IX : tempat Kyai Rajamala dan lain-lain
Dalam ruangan ini tersimpan benda-benda Karaton Sebagai berikut :
1. Patung kayu Rajamala merupakan patung kepala raksasa untuk hiasan perahu pada jaman Ingkang Sinuhun Paku Buwana IV
2. Maket rumah Jawa : gaya limasan dan gaya kampung
3. Patung-patung kecil dari tanah liat yang menggambarkan aneka warna pakaian abdi dalem dan prajurit Karaton.
|
4. Alat permainan rakyat : dakon, adu jangkrik, adu keci, dan adu kemiri
5. Alat untuk menyimpan nasi : Kenceng besar untuk keperluan perang
6. Alat-alat dapur
7. Keramik dan porselin Kuno yang dahulu menjadi perlengkapan rumah tangga.
0 comments:
Post a Comment