Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Era Penjajahan Dan Kaitannya Dengan Kemerdekaan RI
Perkembangan globalisasi ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-Iembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan global. Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik antar negara maju dengan negara-negara berkembang maupun antar sesama negara berkembang serta lembaga-Iembaga internasional. Disamping hal tersebut adanya issu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi dan trnasportasi, sehingga dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa mengenal batas negara. Kondisi yang demikian menciptakan struktur baru yaitu struktur global. Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta akan mempengaruhi juga daiam berpola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia sehingga akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia.
Dari uraian tersebut di atas, bahwa semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual yang melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa Perjuangan Fisik. Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk mengisi kemerdekaan diperlukan Perjuangan Non Fisik sesuai dengan bidang tugas dan profesi masing-masing yang dilandasi nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia, sehingga memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam rangka Perjuangan Non Fisik sesuai bidang tugas dan profesi masing-¬masing wawasan atau cara pandang bangsa Indonesia yaitu wawasan kebangsaan atau Wawasan Nasional yang diberi nama Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dari setiap aspek kehidupan bangsa untuk mencapai tujuan nasional. Sedang hakekat Wawasan Nusantara adalah keutuhan Nusantara atau Nasional dengan pengertian cara Pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup Nusantara dan demi kepentingan nasional.
Atas dasar pemikiran dari perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai semangat perjuangan yang dilaksanakan dengan perjuangan Fisik dan wawasan Nusantara yang merupakan pancaran nilai dari ideoiogi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga dalam mengisi kemerdekaan diperlukan Perjuangan Non Fisik sesuai bidang tugas dan profesi masing-masing dj dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai cita-cila dan tujuan nasional.
Dengan demikian anak-anak bangsa sebagai generasi penerus akan memiliki pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang tercermin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta tidak akan mengarah ke disintegrasi bangsa, karena hanya ada satu Indonesia yaitu NKRI adalah SATU INDONESIA SATU.
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.
a. Sejarah Perjuangan Bangsa.
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan dilanjutkan dengan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan era mengisi kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai semangat kebangsaan kejuangan yang senantiasa tumbuh dan berkembang yang dilandasi oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses terwujudnya NKRi dalam wadah Nusantara.
b. Era Sebelum Penjajahan.
Sejak tahun 400 Masehi sampai dengan tahun 1617, kerajaan-kerajaan yang ada di Bumi Persada Nusantara adalah kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Kediri, Singasari, Majapahit, Samudera Pasai, Aceh, Demak, Mataram, Goa dan lain-Iainnya, merupakan kerajaan-kerajaan yang terbesar di seluruh Bumi Persada Nusantara. Nilai yang terkandung pada era sebelum penjajahan adalah rakyat yang patuh dan setia kepada rajanya membendung penjajah dan menjunjung tinggi kehormatan dan kedaulatan sebagai bangsa monarchi yang merdeka di bumi Nusantara.
c. Era Selama Penjajahan.
Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing mulai tahun 1511 sampai dengan 1945 yaitu bangsa Portugis, Belanda, inggris dan Jepang. Selama penjajahan peristiwa yang menonjol adalah tahun 1908 yang dikenal sebagai Gerakan Kebangkitan Nasional Pertama, yaitu lahirnya organisasi pergerakan Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Sutomo Dan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dan 20 tahun kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda sebagai titik awal dari kesadaran masyarakat untuk berbangsa Indonesia, dimana putra putri bangsa Indonesia berikrar : “BERBANGSA SATU, BERTANAH AIR SATU, DAN BERBAHASA SATU : INDONESIA”. Pernyataan ikrar ini mempunyai nilai tujuan yang sangat strategis di masa depan yaitu persatuan dan kesatuan Indonesia. Niiai yang terkandung selama penjajahan adalah Harga diri, solidaritas, persatuan dan kesatuan, serta jati diri bangsa.
d. Era Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan.
Dimulai dari tahun 1942 sampai dengan tahun 1949; dimana pada tanggal 8 Maret 1948 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang me!alui Perjanjian Kalijati. Selama penjajahan Jepang pemuda ¬pemudi Indonesia dilatih dalam olah kemiliteran dengan tujuan untuk membantu Jepang memenangkan Perang Asia Timur Raya. Pelatihan tersebut melalui Seinendan, Heiho, Peta dan lain-lain, sehingga pemuda Indonesia sudah memiliki bekal kemiliteran. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu disebabkan dibom atomnya kota Hirosima dan Nagasaki. Kekalahan Jepang kepada Sekutu dan kekosongan kekuasaan yang terjadi di Indonesia digunakan dengan sebaik-baiknya oleh para pemuda Indonesia untuk merebut kemerdekaan. Dengan semangat juang yang tidak kenal menyerah yang dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta keikhlasan berkorban telah terpatri dalam jiwa para pemuda dan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaannya, yang kemudian diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta. Setelah merdeka bangsa Indonesia harus menghadapi Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia dengan melancarkan aksi militernya pada tahun 1948 (Aksi Militer Belanda Pertama) dan tahun 1948 (Aksi Militer Belanda Kedua), dan pemberontakan PKI Madiun yang didalangi oleh Muso dan Amir Syarifuddin pada tahun 1948. Era merebut dan mempertahankan kemerdekaan mengandung nilai juang yang paling kaya dan lengkap sebagai titik kulminasinya adalah pada perang Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Nilai-nilai kejuangan yang terkandung dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan ‘adalah sebagai berikut :
1. Nilai kejuangan relegius (iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa).
2. Nilai kejuangan rela dan ikhlas berkorban.
3. Nilai kejuangan tidak mengenal menyerah.
4. Nilai kejuangan harga diri.
5. Nilai kejuangan percaya diri.
6. Nilai kejuangan pantang mundur.
7. Nilai kejuangan patriotisme.
8. Nilai kejuangan heroisme.
9. Nilai kejuangan rasa senasib dan sepenanggungan.
10. Nilai kejuangan rasa setia kawan.
11. Nilai ke juangan nasionalisme dan cinta tahah air
12. Nilai kejuangan persatuan dan kesatuan.
e. Era Mengisi Kemerdekaan.
Pada awal mengisi kemerdekaan timbul berbagai masalah antara lain timbul pergantian kabinet sebanyak 27 kali dan terjadinya berbagai pemberontakan-pemberontakan’i seperti : DIITII, APRA, RMS, Andi Azis, Kahar Muzakar, PRRI/Permesta, dan lain-lain serta terjadinya berbagai penyimpangan dalam penyelenggaraan negara sehingga timbul Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 untuk kembali pada UUD 1945, penyimpangan y’ang sangat mendasar adalah mengubah pandangan hidup bangsa Indonesia Pancasila menjadi ideologi Komunis, yaitu dengan meletusnya peristiwa G30S/PKI. Peristiwa ini dapat segera ditumpas berkat perjuangan TNI pada waktu itu bersama-sama rakyat, maka lahir Orde Baru yaitu kembali kepada tatanan kehidupan yang baru dengan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara mumi dan konsekuen. Selama Orde Baru pembangunan berjalan lancar, tingkat kehidupan rakyat perkapita naik, namun penyelenggaraan negara dan rakyat bermental kurang baik sehingga timbul korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) mengakibatkan krisis keuangan, krisis ekonomi dan krisis moneter serta akhimya terjadi krisis kepercayaan yang ditandai dengan turunnya Kepemimpinan Nasional, kondisi tersebut yang menjadi sumber pemicu terjadinya gejolak sosial. Kondisi demikian ditanggapi oleh mahasiswa dengan aksi-aksi dan tuntutan “Reformasi”, yang pada hakekatnya reformasi adalah perubahan yang teratur, terencana, terarah dan tidak merubah/menumbangkan suatu yang sifatnya mendasar Nilai yang terkandung pada era mengisi kemerdekaan adalah semangat dan tekad untuk mencerdaskan bangsa, mengentaskan kemiskinan dan memerangi keterbelakangan, kemandirian, penguasaan IPTEK serta daya saing yang tinggi berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 sehingga siap menghadapi abad ke-21 dalam era globalisasi.
Dari uraian tersebut diatas bahwa sejarah perjuangan bangsa memiliki peranan dalam memberikan kontribusi niJai-niiai kejuangan bangsa dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan untuk tetap utuh dan tegaknya NKRI yaitu SATU INDONESIA SATU.
Proses Bangsa Yang Menegara.
Proses bangsa menegara adalah suatu proses yang memberikan gambaran tentang bagaimana terbentuknya bangsa, di mana sekelompok manusia yang ada di dalamnya merasakan sebagai bagian dari bangsa dan terbentuknya negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa serta dirasakan kepentingannya oleh bangsa itu, sehingga tumbuh kesadaran untuk mempertahankan tetap tegak dan utuhnya negara melalui upaya Bela Negara. Dalam rangka upaya Bela Negara agar dapat terlaksana dengan baik apabila tercipta pola pikir, sikap dan tindak/perilaku bangsa yang berbudaya sebagai dorongan/motivasi adanya keinginan untuk sadar Bela Negara sebagai berikut : Bangsa Yang Berbudaya, artinya bangsa yang mau melaksanakan hubungan dengan penciptanya “Tuhan” disebut Agama; Bangsa Yang Mau Berusaha, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut Ekonomi; Bangsa Yang Mau Berhubungan Dengan lingkungan, berhubungan sesamanya dan alam sekitarnya disebut Sosial; Bangsa Yang Mau Berhubungan Dengan Kekuasaan, disebut Politik; Bangsa Yang Mau Hidup Aman Tenteram dan Sejahtera, berhubungan dengan rasa kepedulian dan ketenangan serta kenyamanan hidup dalam negara disebut Pertahanan dan Keamanan.
Pada zaman modern adanya negara lazim_ya dibenarkan oJeh anggapan-anggapan atau pandangan kemanusiaan. Demikian pula halnya menurut bangsa Indonesia, sebagaimana dirumuskan di dalam Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945, adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga penjajahan, yang bertentangan dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan harus dihapuskan. Apabila “dalil” inj kita analisis secara teoritis, maka hidup berkelompok “baik bermasyarakat, berbangsa dan bernegara seharusnya tidak mencerminkan eksploitasi sesama manusia (penjajahan) harus berperikemanusiaan dan harus berperikeadilan. Inilah teori pembenaran paling mendasar dari pada bangsa Indonesia tentang bernegara. Hal yang kedua yang memerlukan suatu analisa ialah bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, mengapa dalam penerapannya sering timbul pelbagai ragam konsep bernegara yang kadang-kadang dapat saling bertentangan. Perbedaan konsep tentang negara yang dilandasi oleh pemikiran ideologis adalah penyebab utamanya, sehingga perlu kita pahami filosofi ketatanegaraan tentang makna kebebasan atau kemerdekaan suatu bangsa dalam kaitannya dengan ideologinya. Namun di dalam penerapannya pada zaman modern, teori yang universal ini didalam kenyataannya tidak diikuti orang. Kita mengenal banyak bangsa yang menuntut wilayah yang sama, demikian pula halnya banyak pemerintahan yang menuntut bangsa yang sama. Orang kemudian beranggapan bahwa pengakuan dari bangsa lain, memerlukan mekanisme yang memungkinkan hal tersebut adalah lazim disebut proklamasi kemerdekaan suatu negara.
Perkembangan pemikiran seperti ini mempengaruhi pula perdebatan di dalam PPKI, baik didalam membahas wilayah negara maupun di dalam merumuskan Pembukaan UUD 1945 yang sebenarnya direncanakan sebagai naskah Proklamasi. Oleh karena itu merupakan suatu kenyataan pula bahwa tidak satupun warga negara Indonesia yang tidak menganggap bahwa terjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah pada waktu Proklamasi 17 Agustus 1945, sekalipun ada pihak-pihak terutama luar negeri yang beranggapan berbeda dengan dalih teori yang universal
PERJUANGAN
MELAWAN PENJAJAHAN BELANDA
A.
Kedatangan
Belanda dan Penindasan VOC
1. 22
Januari 1596 Belanda
pertama kali mendarat di Banten di bawah pimpinan Cornelis de Hautman
2. Namun
diusir oleh Raja Banten karena bersikap kasar
3. 1598 Belanda datang kembali
dengan sikap yang lebih baik
4. 20
Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC).
5. Tujuan
didirikannya VOC adalah :
a. Menghilangkan
persaingan yang merugikan pedagang Belanda
b. Menyatukan
tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa portugis dan pedagang lain di
Indonesia
c. Mencari
keuntungan sebesar-besarnya untuk membiayai peran
6. Akan
tetapi, lama-kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli).
7. Untuk
mewujudkan maksud itu Pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa kepada VOC, yaitu :
a. Membuat
perjanjian dengan raja setempat
b. Menyatakan
perang dan membuat perdamaian
c. Membuat
senjata dan mendirikan benteng
d. Mencetak
uang
e. Mengangkat
dan menghentikan pegawai
8. VOC
merebut Maluku dari Portugis
9. Tahun
1605 Belanda merebut Benteng Portugis di Ambon
10. VOC
melakukan Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku
agar tidak menjual rempah-rempah mereka kepada pedagang lain
11. Pusat
perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal J.P. Coen.
12. Ia
mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia
13. 31
Desember 1799, VOC dibubarkan karena :
a. Pejabat-pejabat
VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
b. VOC
menanggung biaya perang yang sangat besar.
c. Kalah
bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
d. Para
pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
14.
Pada tanggal 1 Januari 1800,
kekuasaan VOC di Indonesia digantikan langsung oleh pemerintah Kerajaan Belanda
15.
Pada tahun 1806, Napoleon
Bonaparte berhasil menaklukkan Belanda.
16.
Napoleon mengubah bentuk
negara Belanda dari kerajaan menjadi republik.
17.
Napoleon ingin memberantas
penyelewengan dan korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris.
18.
Ia mengangkat Herman
Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Batavia.
19.
Untuk menahan serangan
Inggris, Daendels (1808-1811) melakukan tiga hal, yaitu:
a.
menambah jumlah prajurit,
b.
membangun pabrik senjata,
kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan,
c.
membangun jalan raya Jalan
Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km.
20.
Daendels memberlakukan kerja
paksa tanpa upah untuk membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja
rodi
21.
Pada tahun 1811, Daendels
dipanggil ke Belanda. Ia digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens
22.
18
September 1811 Janssens dipaksa menandatangani perjanjian Tuntang yang berisi :
a.
Seluruh wilayah jajahan
Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris.
b.
Adanya sistem pajak/sewa
tanah.
c.
Sistem kerja rodi
dihapuskan.
d.
Diberlakukan sistem
perbudakan
23.
Inggris berkuasa di Indonesia
selama lima tahun (1811-1816)
24.
Pemerintah Inggris
mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di
Indonesia.
25.
Pemerintah memberlakukan
sistem sewa tanah yang dikenal dengan nama landrente.
26.
Pada tahun 1816, Inggris
menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda.
27.
Pemerintah Belanda menunjuk Van
Der Capellen sebagai gubernur jenderal.
28.
Van Der Capellen
mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC dan tetap
memberlakukan kerja paksa.
29.
Pada tahun 1830, Van Der
Capellen diganti Van Den Bosch.
30.
Bosch memberlakukan tanam paksa atau cultuur
stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong.
31.
Van Den Bosch membuat
aturan-aturan untuk tanam paksa sebagai berikut:
a.
Rakyat wajib menyediakan 1/5
dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa.
b.
Tanah yang dipakai untuk
tanamam paksa bebas dari pajak.
c.
Hasil tanaman diserahkan
kepada Belanda.
d.
Pekerjaan untuk tanam paksa
tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
e.
Kerusakan-kerusakan yang
tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda.
f.
Rakyat Indonesia yang bukan
petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda.
B.
Perlawanan
Menantang Penjajahan Belanda
1. Perlawanan Rakyat Mataram
a.
Pada tahun 1628 dan 1629,
Mataram melancarkan serangan besar-besaran terhadap VOC di Batavia.
b.
Sultan Agung mengirimkan
ribuan prajurit untuk menggempur Batavia dari darat dan laut.
c.
Tahun
1628 perlawanan mengalami kegagalan karena kurangnya persediaan makanan
d.
1629
berhasil menghancurkan benteng Hollandia
2. Perlawanan Rakyat Makasar
a.
Di Sulawesi Selatan VOC
mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia di bawah pimpinan Sultan
Hassanuddin.
b.
Namun Sultan Hassanudin
dapat dikalahkan VOC dengan politik adu dombanya antara Sultan Hassanudin
dengan Aru Palaka
3. Perlawanan
terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur dipimpin oleh Untung Suropati.
4. Perlawanan
Rakyat Banten
a.
Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan
perlawanan di daerah Banten.
b.
Namun mengalami kegagalan
karena VOC menerapkan politik adu domba (devide et impera) antara Sultan Ageng
Tirtayasa dan putranya Sultan Haji
c.
Sultan Haji yang dibantu VOC
mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa
5. Perlawanan Rakyat Maluku
a.
Tahun 1816 VOC datang dan menguasai Maluku
b.
Dipimpin oleh Thomas
Matulessi (Kapten Pattimura), rakyat Maluku melakukan perlawanan
pada tahun 1817.
c.
Pattimura dibantu oleh Anthony
Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang
wanita Christina Martha Tiahahu
d.
Pada tanggal 16 Desember
1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon.
6. Perang Padri (1821-1837)
a.
Perang Padri bermula dari
pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaumPadri).
b.
Kaum Padri ingin memurnikan
pelaksanaan agama Islam.
c.
Gerakan Padri itu ditentang
oleh kaum adat.
d.
kaum adat minta bantuan
kepada Belanda dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau.
e.
Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk
Bandaro.
f.
Setelah beliau wafat diganti
oleh Tuanku Imam Bonjol.
g.
Pasukan Padri dengan taktik perang
gerilya, berhasil mengacaukan pasukan Belanda.
h.
Pada tahun 1825 terjadi
gencatan senjata.
i.
Belanda mengakui beberapa
wilayah sebagai daerah kaum Padri.
j.
Tahun 1830 kaum adat mulai
banyak membantu kaum Padri karena tidak menyukai kesewenangan Belanda
k.
Tahun 1833 terjadi
pertempuran hebat di daerah Agam.
l.
Tahun 1834 Belanda mengepung
pasukan Bonjol.
m.
Namun pasukan Padri dapat
bertahan sampai dengan tahun 1837.
n.
Pada tanggal 25 Oktober
1837, benteng Imam Bonjol dapat diterobos.
o.
Beliau tertangkap dan diasingkan
di Cianjur kemudian dipindahkan ke Minahasa hingga wafat
7. Perang Diponegoro
(1825-1830)
a.
Perang Diponegoro berawal
dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap
istana dan tanah tumpah darahnya.
b.
Kekecewaan itu memuncak ketika
Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk
membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya
c.
Dipimpin Pangeran
Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli
1825.
d.
Diponegoro dibantu oleh Pangeran
Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai
panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang.
e.
Kyai Mojo dari
Surakarta mengobarkan Perang Sabil.
f.
Antara tahun 1825-1826
pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda.
g.
Pada tahun 1827, Belanda
mendatangkan bantuan dari Sumatra dan Sulawesi.
h.
Jenderal De Kock menerapkan
taktik perang benteng stelsel.
i.
Taktik ini berhasil
mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro.
j.
Dalam perundingan yang
diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap
Belanda. Beliau diasingkan dan meninggal di Makassar.
8. Perang Banjarmasin
a.
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda
melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan.
b.
Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran
Antasari.
c.
Beliau didukung oleh
Pangeran Hidayatullah.
d.
Pada tahun 1862 Hidayatullah
ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur
e.
Pangeran Antasari diangkat
rakyat menjadi Sultan.
f.
Pangeran Antasari berusaha
mempertahankan wilayah Banjar dengan cara membakar stiap kapal Belanda yang
masuk wilayah Banjar
g.
Tahun 1863 Belanda
melancarkan serangan ke seluruh wilayah Banjar hingga akhirnya Pangeran
Antasari gugur.
9. Perang Bali (1846-1868)
a.
Penyebab Perang Bali adalah
pihak Belanda menolak hak Tawan Karang yang diterapkan Kerajaan Buleleng
b.
Belanda melakukan tiga kali
penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848, dan 1849.
c.
Setelah Buleleng dapat
ditaklukkan, rakyat Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperang
sampai titik darah terakhir. Di antaranya :
i. Perang
Puputan Badung (1906),
ii. Perang
Puputan Kusumba (1908),
iii. Perang
Puputan Klungkung (1908).
d.
Salah satu pemimpin
perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu oleh Gusti
Ketut Jelantik.
10. Perang
Rakyat tapanuli
a.
Tahun 1873 Belanda memasuki
wilayah Tapanuli dengan alas an memadamkan aktivitas pejuang Padri dan Aceh
b.
Tahun 1878, Belanda
menyerang Tapanuli
c.
Perang Tapanuli diawali
dengan operasi militer yang dilakukan oleh Jendral Van Daelen di pedalaman Aceh
Tahun 1903-1904
d.
Pada tahun 1904 Belanda
kembali menyerangtanah Gayo.
e.
Pada saat itu Belanda juga
menyerang daerah Danau Toba.
f.
Pada tahun 1907, pasukan
Belanda menyerang kubu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di Pakpak.
g.
Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu.
Jenazahnya dimakamkan di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balige.
11. Perang Aceh
a.
Tahun 1873 Belanda melakukan
serangan ke Aceh
b.
Rakyat Aceh mengadakan
perlawanan di bawah pemimpin-pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku
Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien.
c.
tahun 1879 Belanda dapat
menguasai Aceh
d.
Belanda mengirim Dr.
Snouck Hurgronje untuk mempelajari sistem kemasyarakatan penduduk Aceh.
e.
Dari penelitian yang
dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para
ulama.
f.
Penemuannya dijadikan dasar
untuk membuat siasat perang yang baru.
g.
Belanda membentuk pasukan
gerak cepat (Marchose) untuk mengejar dan menumpas gerilyawan Aceh.
h.
Dengan pasukan marchose Belanda
berhasil mematahkan serangan gerilya rakyat Aceh
i.
Tahun 1899, Teuku Umar gugur
dalam pertempuran di Meulaboh.
j.
Pasukan Cut Nyak Dien yang
menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat dilumpuhkan
PERJUANGAN
MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG
A.
Kedatangan
Jepang di Indonesia
1.
Januari 1942 Jepang memasuki wilayah
Indonesia
2.
Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil
mendarat di tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu di Teluk Banten,
Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur).
3.
Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah
berhasil menguasai Batavia.
4.
Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang
Hindia Belanda Letjen Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu
menyerah tanpa syarat kepada Angkatan Perang Jepang yang dipimpin Letjen
Hithoshi Imamura.
5.
Upacara serah terima ditandatangani di
Kalijati, Subang, Jawa Barat.
6.
Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha
menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:
a.
mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih;
b.
mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu
Indonesia Raya;
c.
larangan menggunakan bahasa Belanda dalam
pergaulan sehari-hari.
d.
Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan
bahasa Indonesia.
7.
Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat
propaganda tiga A. Propaganda yang dilancarkan Jepang itu berisi:
a.
Jepang pemimpin Asia,
b.
Jepang pelindung Asia,
c.
Jepang cahaya Asia.
B.
Penderitaan
rakyat pada masa pendudukan Jepang
1.
Penderitaan rakyat Indonesia selama masa
penjajahan Jepang antara lain sebagai berikut:
a.
Jepang merampas hasil pertanian rakyat,
seperti padi dan jagung untuk persediaan makanan pasukan Jepang.
b.
Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan
pengawasan terhadap pemberitaan. Media masa disegel.
c.
Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia
untuk diperas tenaganya bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman
Jepang disebut romusha.
Selain
romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti:
i. Seinendan (barisan
pemuda),
ii. Keibodan (Barisan
Pembantu Polisi)
iii. Fujinkai (Barisan
Wanita)
iv. Suishintai
(Barisan
Pelopor)
v. Jibakutai (Barisan
Berani Mati),
vi. Gakutotai (Barisan
Pelajar),
vii. Peta
(Pembela Tanah Air)
d.
Banyak wanita Indonesia yang terpaksa
melayani nafsu bejat pasukan Jepang.
2.
Tanggal 16 April 1943 Jepang mendirikan Pusat
tenaga Rakyat (PUTERA) sebagai ganti Gerakan 3A yang dibubarkan pada November
1942
3.
Jepang mengangkat tokoh-tokoh bangsa
Indonesia sebagai pimpinan PUTERA, yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki
Hajar Dewantara dan KH. Mas Mansyur yang dikenal dengan sebutan 4 serangkai
4.
3 Oktober 1943 dibentuklah tentara Pembela
Tanah Air (PETA)
5.
Anggota Peta berasal dari putra-putri
Indonesian yang mendapat pelatihan militer dari Jepang
6.
Tujuan pembentukan Peta adalah mempertahankan
tanah air Indonesia dari serangan sekutu
7.
April 1943 dibentuk Heiho yang dibentuk dari
pemuuda-pemudi Indonesia untuk membantu Jepang menghadapi serangan tentara
Sekutu
C.
Perlawanan
menentang Penjajahan Jepang
1.
Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun
1942
Perlawanan
ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat
Aceh
juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944.
2.
Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang
memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. Petani
marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang.
3.
Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani
di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah
peperangan terhadap pasukan Jepang yang dipimpin oleh H. Madriyas.
4.
Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk
dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin sepakat
untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. Mereka
ditangkap dan dibunuh.
5.
Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan
Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945. Perlawanan ini dipimpin
oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi
tidak dijatuhi hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya.
6.
Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan
Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau menolak seikeirei
(membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha.
Beliau memandang hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.
7.
Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara
Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X. Supriyadi. Namun
Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap
oleh tentara Jepang
8.
Perlawanan
K.H. Zainal Mustafa di Tasikmalaya
9.
Pada tanggal 15 Maret 1945, perwira-perwira
Peta yang memberontak diadili di Pengadilan Militer Jepang di Jakarta.
10. Dalam
pengadilan itu, mereka dijatuhi hukuman mati.
11. Perwira-perwira
Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain
- Muradi,
Dr. Ismangil,
- Suparyono,
Sunarto,
- Halim
Mangkudijaya, dan
- Supriyadi.
Namun, Supriyadi menghilang dan tidak menghadiri persidangan.
D.
Peranan
Pemuda pada masa Pergerakan Nasional
1. Tahun
1925 berdiri organisasi pemuda Tri Kara Dharma yang dipimpin Satiman
Wiryosanjoyo
2. Tanggal
30 April-2 Mei 1926 berlangsung kongres pemuda I di Jakarta
3. Tujuan
Kongres Pemuda I ialah membentuk perkumpulan pemuda yang tunggal. Tujuannya
adalah untuk:
a. Memajukan paham persatuan dan kebangsaan.
b. Mempererat
hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan.
4. 27-28
Oktober 1928 berlangsung Kongres Pemuda II di gedung Indoneiche Clubhius
5. Kongres
pemuda II dihadiri sekitar 750 peserta utusan dari berbagai organisasi pemuda
seperti :
a. Jong Java,
b. Jong Sumatranen Bond,
c. Jong Bataks Bond,
d. Jong Ambon,
e. Jong Celebes,
f. Pemuda Betawi,
g. Sekar Rukun, dan
lain-lain.
6. Panitia
Kongres Pemuda II adalah :
a. Ketua
: Sugondo Joyopuspito
b. Wakil
Ketua : Joko Marsaid
c. Sekretaris : Muhammad Yamin
d. Bendahara : Amir Syarifudin
7. Pada
kongres hari kedua, W.R. Supratman, seorang wartawan membawakan lagu
ciptaannya yang berjudul Indonesia Raya. W.R. Supratman membawakan lagu
ciptaannya dengan gesekan biola
8. Kongres
Pemuda II menghasilkan Sumpah Pemuda.
9. Isi
Sumpah Pemuda adalah:
a. Kami
putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
b. Kami
putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
c. Kami
putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
E.
Tokoh-tokoh
Pergerakan Nasional
1. R.A
Kartini dan dewi Sartika
a. Raden
Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib
kaum wanita melalui pendidikan.
b. Kartini
mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903.
c. Beliau
juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang.
d. Pada tahun
1904 Kartini meninggal dunia.
e. Kumpulan
surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap
Terbitlah Terang”.
f. Pada tahun
1884-1947, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di Bandung yang kemudian
berubah menjadi Sekolah Keutamaan Istri.
g. Pada tahun
1915, Dewi Sartika mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasah Budi
Perkumpulan ini memperjuangkan kemajuan wanita
2.
Ki Hajar Dewantara
a. Ki Hajar
Dewantara memiliki
nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat
b. Tahun 1912
Ki Hajar Dewantara bersama dengan Dr. Cipto Mangunkusumo dan Dowes Dekker
mendirikan indische Partij yang bertujuan memperjuangkan Indonesia yang merdeka
dan berdaulat
c. Mereka
bertiga disebut sebagai Tiga Serangkai.
d. Ki Hajar
Dewantara mendirikan sekolah yang diberi
nama Taman Siswa, beliau kemudian dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional
3.
Dr Soetomo
a. Dr Soetomo
lahir pada 30 Juli 1888
b. 20 Mei
1908 Dr Soetomo bersama dengan Dr. Wahidin Soedirohoesodo mendirikan organisasi
Budi Utomo
* Perlawanan Diponegoro
* Sebab umum: 1. Mataram diperkecil wilayahnya karena campur tangan Belanda.
2. Penderitaan rakyat dijadikan alasan untuk berbagai pajak
3. Bangsawan dilarang menyewakan tanah
4. Tokoh ulama dimasukkan dalam peradaban barat di Keraton
5. Belanda ikut campur dalam urusan pemerintah
6. Penduduk---kerja rodi
7. Raja-raja dianggap pegawai pemerintahan Kolonial
khusus: Makam nenek Diponegoro dijadikan jalan [Tegalrejo]
pemicu: Rumah Diponegor ditembaki
* Akibat :
Indonesia - Rakyat menderita
Belanda + Daerah kekuasaan bertambah
* Keistimewaan Perang Diponegoro:
1. Benteng Stelsel
2. Siasat gerilya
3. Van der Capellen melarang usaha perkebunan swasta di kalangan Istana
* Karena makam nenek Diponegoro akan dibuat jalan, P. Diponegoro marah dan mencabut pasak-pasak
itu
* Belanda mengajaknya bergabung dengan keresidenan, Diponegoro menolak dan rumahnya
ditembaki oleh Belanda
* Gua Selarong adalah pusat persembunyian Diponegoro dan pasukannya
* Ia didukung oleh Kiai Maja dan Sentot Alibasa Prawirodirjo
* Sistem benteng [benteng stelsel] milik Belanda berhasil melemahkan pasukan Diponegoro
* Kiai Maja mau diajak berunding oleh Belanda. Perundingan gagal, ia dibuang ke Minahasa
* Sentot Alibasa Prawirodirjo juga mau berunding. Mereka sepakat, Sentot menyerah tetapi
masih boleh memimpin pasukan. Akhirnya Sentot ditangkap dan dibuang ke Cianjur dan
meninggal di Bengkulu, ia dituduh membantu pasukan Padri.
* P. Mangkubumi menyerah, karena anaknya, P. Dipokusumo dan patihnya menyerah.
* P. Diponegoro akhirnya mau diajak berunding di Magelang tetapi ia ditipu dan dibuang ke
Menado, ia meninggal di Makassar. Perundingan itu gagal saat perebutan Mataram.
*Gerakan Protes Petani
* Sebab: rakyat menderita
* Pusat pergerakan: pesantren
* Peristiwa pemberontakan petani: Banten Utara[1888], Sidoarjo[1903], Kediri[1910], Jambi[1916],
Pasar Rebo [Jakarta] [1916], Cimareme [Bogor] [1918], Toli-Toli [Sulawesi Tengah] [1920]
* Rakyat mempercayai adanya Ratu Adil.
* Di Jawa ada kepercayaan Jayabaya [Ramalan Jayabaya].
Persiapan Kemerdekaan dan Proses Perumusan Dasar Negara
1.
BPUPKI
- Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya
- 1 Maret 1945 Pemerintah Militer Jepang di Jawa, Kumakici Harada, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu zumbi Coosakai
- BPUPKI dibentuk untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan negara Indonesia merdeka.
- BPUPKI diresmikan pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang.
- Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk menjadi ketua didampingi dua orang ketua muda, yaitu Raden Panji Suroso dan Hibangase Yosio
- Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang Jepang).
- Tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus upacara pembukaan sidang pertama BPUPKI di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta (Gedung Pancasila sekarang).
- Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada zaman kolonial Belanda.
- Selama berdiri BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi, yaitu:
- Sidang resmi pertama
- Sidang resmi pertama berlangsung lima hari, yaitu 28 Mei sampai 1 Juni 1945.
- Pada masa sidang resmi pertama ini, dibahas dasar negara.
- Masa sidang pertama BPUPKI ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila.
- Sidang resmi kedua
- Rapat kedua berlangsung 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
- Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
- Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya.
- Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu:
- Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)
- Mr. Wongsonegoro
- Mr. Achmad Soebardjo
- Mr. A.A. Maramis
- Mr. R.P. Singgih
- H. Agus Salim
- Dr. Soekiman
- Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
- Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu:
- pernyataan Indonesia merdeka
- Batang tubuh
- pembukaan UUD
- Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
- Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru
- Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk PPKI
- Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,
- Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) (独立準備委員会 Dokuritsu Junbi Inkai), beranggotakan 21 orang sebagai upaya pencerminan perwakilan etnis, terdiri berasal dari :
- 12 orang dari Jawa,
- 3 orang dari Sumatra,
- 2 orang dari Sulawesi,
- 1 orang dari Kalimantan,
- 1 orang dari Nusa Tenggara,
- 1 orang dari maluku,
- 1 orang dari Tionghoa.
- PPKI bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru.
- Badan ini beranggotakan 21 orang. Dengan susunan pengurus :
- Ketua : Ir. Soekarno
- Wakil Ketua : Drs. Moh. Hatta
- Anggota
- Prof. Mr. Dr. Soepomo
- Mr. Abdul Maghfar
- KRT Radjiman Wedyodiningrat
- R. P. Soeroso
- Soetardjo Kartohadikoesoemo
- Abdoel Kadir
- Kiai Abdoel Wachid Hasjim
- Andi Pangerang
- Ki Bagus Hadikusumo
- Pangeran Poerbojo
- Mr. Teuku Mohammad Hasan
- A.H. Hamidan
- Pangeran Soerjohamidjojo
- Dr. GSSJ Ratulangi
- Dr. Mohammad Amir
- Otto Iskandardinata
- I Goesti Ketoet Poedja
- Drs. Yap Tjwan Bing
- Mr. Johannes Latuharhary
- Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 yaitu :
- Penasehat : Achmad Soebardjo
- Anggota :
- Tugas PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan sehubungan dengan pemindahkuasaan Jepang pada Indonesia yang meliputi :
- Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang dipersiapkan BPUPKI
- Merumuskan dan memutuskan pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia bila saatnya telah tiba
- Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi.
- Setelah pertemuan tersebut, PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang.
- Bahkan rencana rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.
- PPKI baru dapat bersidang sehari setelah proklamasi kemerdekaan.
- Sidang 1 :
- Setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI memutuskan antara lain:
- mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945,
- memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden RI dan Drs. M. Hatta sebagai wakil presiden RI,
- membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum DPR/MPR terbentuk.
- Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan oleh BPUPKI, antara lain:
- Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan.
- Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa.
- Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat "Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab" diganti menjadi "kemanusiaan yang adil dan beradab".
- Pada pasal 6:1 yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia Asli
- PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945. Sidang tersebut memutuskan hal - hal berikut:
- Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
- Membentuk 12 departemen dan menteri - menterinya.
- Menetapkan pembagian wilayah Republik Indonesia atas delapan provinsi beserta gubernur - gubernurnya
- Hal-hal yang menjadi alasan mengapa suatu dasar negara perlu dirumuskan, antara lain:
- Nilai-nilai kepribadian bangsa perlu dirumuskan secara resmi.
- Negara memerlukan dasar untuk melangkah maju.
- Selama sidang pertama BPUPKI yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan 1 Juni 1945
- Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
- Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan lima asas yaitu:
- peri kebangsaan
- peri kemanusiaan
- peri ke Tuhanan
- peri kerakyatan
- kesejahteraan rakyat
- Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas yaitu :
- Persatuan
- keseimbangan lahir dan batin
- kekeluargaan
- keadilan rakyat
- musyawarah
- Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila yaitu:
- nasionalisme dan kebangsaan Indonesia
- internasionalisme dan peri kemanusiaan
- mufakat atau demokrasi
- kesejahteraan sosial
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau bilamana diperlukan dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu:
- Sosionasionalisme
- Sosiodemokrasi
- Ketuhanan yang berkebudayaan
- Dalam masa reses (masa istirahat) antara Sidang I BPUPKI dengan Sidang II BPUPKI, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk menggodok berbagai masukan. Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan susunan sebagai berikut:
- Ketua : Ir. Soekarno
- Wakil ketua : Drs. Moh. Hatta
- Anggota :
- Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan:
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Pada tanggal 17 Agustus 1945 sore, seorang opsir angkatan laut Jepang menemui Drs. Mohammad Hatta. Opsir itu menyampaikan keberatan dari tokoh-tokoh rakyat Indonesia bagian Timur atas kata-kata “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya,” dalam Piagam Jakarta.
- Sebelum rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta dan Ir. Sukarno meminta empat tokoh Islam, yakni Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku Moh. Hassan untuk membicarakan hal tersebut.
- Hal ini dilakukan untuk menghindari perdebatan panjang dalam rapat PPKI. Akhirnya mereka sepakat kata-kata yang menjadi ganjalan bagi masyarakat Indonesia Timur itu diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa.”.
- Pancasila Dasar Negara yang resmi adalah rumusan yang disahkan PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan itu berbunyi, sebagai berikut:
- Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Persatuan Indonesia.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1. Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi.
2. Perjuangan fisik dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh.
3. Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain dan lewat perundingan-perundingan.
4. Pertempuran mempertahankan kemerdekaan
1. Pertempuran 10 November di Surabaya
1. 25 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya di bawah komando Brigjen A.W.S Mallaby.
2. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan interniran (tawanan perang).
3. 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu penjara Kalisosok dan berhasil membebaskan Kolonel Huiyer,seorang perwira angkatan laut Belanda yang ditawan
4. 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia.
5. 29 Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu.
6. Komandan Sekutu menghubungi Presiden Sukarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris dari bahaya kehancuran.
7. Presiden Sukarno bersama Moh. Hatta, Amir Syarifudin, dan Jenderal D.C. Hawthorn tiba di Surabaya untuk menenangkan keadaan.
8. 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak.
9. Kesepakatan tersebut dilanggar dan terjadi pertempuran yang mengakibatkan terbununhnya Mallaby
10. 9 November 1945, pimpinan sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum.
11. Isi ultimatum itu adalah: “Semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan, kemudian menyerahkan diri dengan mengangkat tangan. Batas waktu ultimatum tersebut adalah pukul 06.00 tanggal 10 November 1945. Jika sampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata, maka Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara”.
12. Seluruh rakyat menolak ultimatum tersebut dan pada tanggal 10 November 1945 terjadilah pertempuran di bawah pimpinan Bung Tomo.
13. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya itu, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
2. Pertempuran Ambarawa
1. 20 Oktober 1945 pasukan sekutu di bawah pimpinan BrigJend Bethel mendarat di Semarang.
2. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang di Magelang dan Ambarawa
3. Tawanan yang dibebaskan dipersenjatai oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), yaitu pemerintahan peralihan Belanda.
4. Sekutu meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal 21 November 1945.
5. Para pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini mengejar pasukan Sekutu yang mundur ke Ambarawa.
6. Di desa Jambu, pasukan Sekutu dihadang pejuang Angkatan Muda yang dipimpin oleh Sastrodiharjo.
7. Di desa Ngipik, pasukan Sekutu diserang pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Suryosumpeno.
8. 20 November-15 Desember 1945 terjadi perang di Ambarawa di bawah komando Mayor Androngi, Mayor Soeharto, dan Mayor Sarjono
9. Pimpinan pasukan diambil alih oleh Kolonel Sudirman
10. 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak ke Ambarawa.
11. 15 Desember 1945 pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur ke Semarang. Untuk memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri. Dan di Ambarawa didirikan sebuah monumen yang diberi nama Palagan Ambarawa.
3. Pertempuran Medan Area
1. 9 Oktober 1945 Pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Medan (Sumatera Utara)
2. Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang.
3. Para tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan.
4. Kelompok tawanan dibentuk menjadi “Medan Batalyon KNIL”.
5. Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang.
6. 10 Oktober 1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur yang beranggotakan para pemuda bekas Giyugun dan Heiho Sumatera Timur yang dipimpin oleh Ahmad Tahir.
7. 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan.
8. Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang pemuda.
9. Hotel tersebut dikepung dan diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik Indonesia)
10. 1 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”
11. Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihat batas-batas kekuasaan mereka.
12. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan Area.
13. Jenderal T.E.D Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata.
14. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda terus berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada bulan Juli 1947.
4. Bandung Lautan Api
1. Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung.
2. Ketika itu para pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari tentara Jepang.
3. 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum (peringatan) pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945.
4. Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia.
5. Sejak saat itu sering terjadi bentrokan senjata. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung Selatan.
6. Bandung Utara dikuasai sekutu
7. 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua.
8. Mereka menuntut agar semua masyarakat dan para pejuang TRI (Tentara Republik Indonesia) mengosongkan kota Bandung bagian selatan.
9. sejak 24 Januari 1946, TKR telah berubah namanya menjadi TRI.
10. Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya mundur dan mengosongkan Bandung Selatan.
11. Tokoh-tokoh pejuang, seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel Abdul Harris Nasution yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah.
12. Mereka sepakat untuk mematuhi perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh kepada musuh.
13. Rakyat diungsikan ke luar kota Bandung.
14. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang.
15. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.
16. Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang pejuang Mohammad Toha
5. 12 November 1946, Pertempuran Margarana yang dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai di Bali
6. 3 November 1946, Pertempuran di Sulawesi Selatan yang dipimpin Robert Wolter Mongisidi.
7. awal bulan Januari 1947, Pertempuran lima hari lima malam di Palembang.
8. 5 Januari 1947, Pertempuran laut di Teluk Cirebon yang menenggelamkan Kapal Perang RI, Gajah Mada.
9. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Letkol Suharto.
5. Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda
1. Perjanjian Linggarjati
1. 10 November 1946 diadakan perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Linggajati sebelah selatan Cirebon.
2. Dalam perundingan itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir. Sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Van Mook.
3. 15 November 1946, hasil perundingan diumumkan dan disetujui oleh kedua belah pihak.
4. Secara resmi, naskah hasil perundingan ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947.
5. Hasil Perjanjan Linggajati sangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit.
6. isi perjanjian Linggajati :
1. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa,Madura, dan Sumatera.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat yang terdiri atas:
1. Negara Republik Indonesia,
2. Negara Indonesia Timur, dan
3. Negara Kalimantan.
3. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan diketuai oleh Ratu Belanda.
2. Agresi Militer Belanda I
1. 21 Juli 1947, Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia. Tindakan ini melanggar Perjanjian Linggajati.
2. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
3. Akibatnya wilayah kekuasaan Republik Indonesia semakin kecil.
4. Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.
5. Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari negara-negara tetangga dan dunia internasional.
6. Wakil-wakil dari India dan Australia mengusulkan kepada PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) agar mengadakan sidang untuk membicarakan masalah penyerangan Belanda ke wilayah Republik Indonesia.
3. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)
1. 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan agar pihak Indonesia dan Belanda menghentikan tembak-menembak.
2. 4 Agustus 1947, Belanda mengumumkan gencatan senjata. Gencatan senjata adalah penghentian tembak-menembak di antara pihak-pihak yang berperang.
3. PBB membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda dengan membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri atas:
1. Australia, dipilih oleh Indonesia;
2. Belgia, dipilih oleh Belanda;
3. Amerika Serikat, dipilih oleh Australia dan Belanda
4. Perundingan dilakukan di atas kapal Renville, yaitu kapal Angkatan Laut Amerika Serikat. Oleh karena itu, hasil perundingan ini dinamakan Perjanjian Renville.
5. Dalam perundingan itu Negara Indonesia, Belanda, dan masing-masing anggota KTN diwakili oleh sebuah delegasi.
1. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.
2. Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo.
3. Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby.
4. Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland.
5. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
6. Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut :
1. Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.
2. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda.
7. Hasil Perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia menjadi semakin sempit
4. Agresi Militer Belanda II
1. 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan atas wilayah Republik Indonesia.
2. Ibu kota Republik Indonesia waktu itu, Yogyakarta, diserang Belanda.
3. sejak 4 Januari 1946, lbu kota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.
4. Belanda mengerahkan angkatan udaranya
5. Lapangan Udara Maguwo tidak dapat dipertahankan. Akhirnya Yogyakarta direbut Belanda.
6. Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Suryadarma ditangkap Belanda.
7. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke Pulau Bangka.
8. Sebelum tertangkap, Presiden Sukarno telah mengirim mandat lewat radio kepada Menteri Kemakmuran, Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera.
9. Tujuannya ialah untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ibu kota Bukit Tinggi.
10. Negara-negara di Asia seperti India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan Konferensi New Delhi pada bulan Desember 1949. Mereka mendesak agar:
1. Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta, dan
2. Serdadu Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia.
11. Belanda tidak memperdulikan desakan itu. Belanda baru bersedia berunding setelah Dewan Keamanan PBB turun tangan.
5. Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
1. Perjanjian Rum-Royen
1. disetujui di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1949.
2. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Rum, sedangkan pihak Belanda dipimpin oleh Dr. van Royen.
3. Anggota delegasi Indonesia lainnya ialah Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono lX.
4. Isi Perjanjian Rum-Royen adalah sebagai berikut.
1. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
2. Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.
3. Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
4. Akan diselenggarakan perundingan lagi, yaitu KMB, antara Belanda dan Indonesia setelah Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.
2. Konferensi Meja Bundar
1. 23 Agustus sampai dengan 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.
2. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau Badan Musyawarah Negaranegara Federal dipimpin oleh Sultan Hamid II.
3. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen. Sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.
4. Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah sebagai berikut.
1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949.
2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda.
3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.
5. Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat memuaskan rakyat Indonesia.
3. Pengakuan Kedaulatan
1. 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS.
2. Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan.
3. Di Den Haag Ratu Yuliana bertindak sebagai wakil Negeri Belanda dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Indonesia.
4. Sedangkan dalam upacara pengakuan kedaulatan yang dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili oleh Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
5. Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia.
Disisi Lainnya Sejarah:
Penyebab Timbulnya Anti Swa-Praja
Kebetulan saat itu Solo sedang mengalami pergantian pemerintah penjajahan dari tangan Belanda kepada Jepang tahun 1942 - 1945 pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakoe Boewono XI. Nah, pada tahun 1945 Sri Susuhunan Pakoe Boewono XI wafat, lalu digantikan oleh putra beliau Sri Susuhunan Pakoe Boewono XII yang memang kurang tegas dan berani. Melihat kelemahan Raja Solo ini, pihak komunis dimanfaatkan untuk menggulingkan pemerintahan Daerah Istimewa Surakarta.
Mengenai keberadaan dan pergerakan PKI di Solo dan sekitarnya, menurut cerita almarhum kakek ane, basis pergerakan PKI di Solo memng tersebar dan memiliki anggota cukup banyak. Wilayah-wilayah tersebut kebanyakan bukan berada di wilayah kota, namun lebih ke pinggir kota (barat & selatan) seperti daerah Pajang, Mayang, Purbayan, Kudusan, Kartosuro, Colomadu, Gembongan, Pengkok, Delanggu, Pakis, Ceper dan beberapa daerah lainnya. Kebanyakan mereka adalah kaum petani dan buruh.
Memang menurut cerita, pada masa itu, PKI cukup berkibar di Solo, sehingga melihat gaya kepemimpinan Sri Susuhunan Pakoe Boewono XII yang cukup lembek tersebut membuat berbagai pergolakan di Solo, salah satunya adalah dicabutnya status DIS.
Terakhir, pada tahun 1965an mulai terjadi perselisihan antara PKI dengan militer (RPKAD) yang berakhir dengan mobilisasi penculikan dan pembunuhan orang2 yang dicurigai sebagai anggota PKI di wilayah Solo.
No comments:
Post a Comment
Kami mengucapkan Terima Kasih atas Komentarnya saudara-saudara semua.
Dan Selamat Datang dan Bergabung dengan Kami,
Sukses Selalu berpihak pada saudara-saudara semua
Salam
Pemimpin Paguyuban Pakoe Boewono
RM.Soegiyo