BUDI -UTOMO
(Cikal bakal Kemerdekaan )
Dr. Wahidin Sudirohusodo, dilahirkan pada tahun 1857 didesa Melati pada kaki Gunung Merapi. Setelah tamat Europese Legere School di Yogyakarta, ia melanjutkan pelajarnya ke Batavia ( kini sebut Jakarta ) pada Sekolah Dokter Jakarta, yang ditamatkan dalam tempo 22 bulan, yang sedianya 3 tahun. Setelah mendapat gelar Dokter Jawa ia diangkat sebagai asisten leeraar pada sekolah tersebut.
Dua pokok yang menjadi perjuangannya ialah : memperluas pendidikan dan pengajaran dan memupuk kesadaran kebangsaan. Dalam tahun 1906 mulailah ia bersaran-keliling dikota-kota besar di Jawa dengan mendapat perhatian yang luar biasa, tertaburlah benih kesadaran yang kelak mengambil bentuk yang nyata dalam gerakan kebangsaan
|
Nama Wahidin tidak dapat dipisahkan dari BUDI UTOMO menskipun bukan dia yang mendirikannya buat pertama kali. si-language:Pelajar Sutomo dan Gunawan yang kenal dengan Wahidin mengambil inisiatif dan pada tanggal, 20 Mei 1908 berdirilah BUDI UTOMO,partai pertama dengan langgam modern
Melanjutkan usaha ini, pada tanggal, 5 Oktober tahun itu juga dilangsungkan Konggres Nasional Jawa yang diketuai oleh Wahidin. Konggres memutuskan, mendirikan perkumpulan BUDI UTOMO, seperti yang telah ada di Jakarta dan diketuai oleh R.A.A Tirtokusumo.
Disamping mengadakan studiefonds, diterbitkan majalah “ Guru Desa “ yang pelajaran tentang pertanian, perniagaan, pertukangan, peternakan, kesehatan, dan lain-lain. Sampai meninggalnya pada tanggal, 26 Mei 1917, ia hampir tidak beristirahat oleh cintanya yang besar, yang tampak dari pemakaian keahliannya sebagai dokter, seniman dan ahli budaya untuk keselamatan bangsa dan tanah airnya. Pada hakikatnya bukanlah dalam soal keahlian yang dimiliki itu, ia mendapatkan kehormatan yang besar, tetapi dalam hal, bahwa ia adalah orang yang memberikan tanda untuk bangun. Dialah yang menjadi Bapak Pembangunan Kebangsaan, yang dimulai merupakan induk perkumpulan yang melahirkan bermaca-macam perkumpulan dalam bermasyarakat.
H.U.S Cokroaminoto, dilahirkan didesa Bakur, daerah Madiun pada tanggal, 20 Mei 1883. Tepat pada waktu Gunung Krakatau meletus. Tamat sekolah rendah ia meneruskan pelajarannya ke OSVIA Magelang, tamat pada tahun 1902 dan menjadi juru tulis sampai 1095. Antara tahun 1907 – 1910 bekerja pada Firma Coy & CO di Surabaya, disamping meneruskan pada Burgelijek Avondschool bagian mesin. Bekerja sebagai masinis pembantu, kemudian ditempatkan dibagian kimia pada pabrik gula di kota tersebut ( 1911 – 1912 ) dengan lahirnya serikat Islam pada tahun 1912, mulailah Cokroaminoto membuat cariere. Rencananya Serikat Dagang Islam H Samanhudi, didirikan pada tahun 1909 dan hanya terbatas dalam lapangan perdagangan, setelah dilebur menjadi S.I diperluas dengan politik, ekonomi, Sosila dan Agama.
|
Dalam konggres selama 1913 – 1916 tampaklah kemana S.I dibawa Cokroaminoto, dalam kongres Surabaya 1913 ia dipilih sebagai ketua Pedoman Besar, meskipun pada waktu itu belum ada organisasi pusatnya. Dalam kongres Bandung dinyatakan, bahwa untuk mencapai kemerdekaan ditempuh jalan revolusi, sementara kemudian dalam Kongres Batavia keluar dengan keputusan yang lebih tegas, jalan parlemen atau revolusioner. Sifat nasional-islam-revolusioner itu, lebih jelas lagi tampak, waktu Central Sarikat Islam 1916 menyatakan akan berjuang melawan kapitalisme, sebagai yang pada program perjuangan kongres nasional 1817.
Dengan adanya Volksraad, terbentuk politik Comite guna penyusunan calon-calon. Cokroaminoto menjadi anggota angkatan pemerintah, sementara Abdul Muis dipilih. Dalam Kongres Yogyakarta tahun 1921, terang-terangan S.I pecah dua, pihak Cokroaminoto dengan semi-nasional dan sosialis dan pihak Semaun , 100% revolusioner, yang sejak beberapa waktu beberapa waktu dengan cara celvorming memasuki S.I.
Dalam tahun 1922 keinginannya menjadi kebenaran dengandiadakannya kongres Al Islam Hindia. Dalam tahun 1924 S.I, direorganisasi dan menjadi Partai Serikat Islam Indonesia ( PSII ). Sebagai pemimpin lebih kuat H.A Salim tampil kemuka dari Cokroaminoto. Dalam tahun 1926 ia dan K.H.M Mansur diutus oleh kongres Al-Islam V ke kongres Alam Islami di Mekkah, Pada waktu inilah ia menunaikan rukun yang kelima. Dalam tahun 1933 timbul perpecahan yang kedua, Dr Sukiman dan Suryopranoto dirojeer dan mendirikan Partai Islam Indonesia ( PARII ). Kemudian disusul pula dengan perpecahan dengan kartosuwiryo dan akhirnya dengan H.A Salim yang mendirikan Penyadar pada tanggal, 17 Desember 1934, ia meninggal di Yogyakarta.
DR. Sutomo, dilahirkan pada 30 Juli 1888 di Ngepeh Kabupaten Nganjuk. Setelah tamat E.I.S Bangil, melanjutkan pelajarannya pada Sekolah Dokter di Batavia, yang diselesaikan pada tahun 1911. Sampai tahun 1919 ditempatkan berturut-turut di Semarang, Tuban, Lubuk Pakam, Kepanjen, Magetan, Blora dan Baturaja. Dalam tahun 1917, waktu ditempatkan di Blora ia nikah dengan suster Ny. E, Bruring janda, dari tahun 1919 – 1923 melanjutkan pelajaran ke Nederland dan berkempatan mendirikan Indonesische Vereniging. Yang kelak menjadi perhimpunan Indonesia. Sepulangnya ketanah air diangkat menjadi Guru pada NIAS Surabaya ,
|
disamping menjadi anggota Gemeenteraad, yang kemudian dilepaskannya, karena beranggapan lebih berhasil berjuang diperwakilan itu, yang mana sangat disesalkan oleh Tan Malaka yang yakin akan kecerdasan Sutomo dapat menginsafkan lawan-lawannya. Pada tahun 1924 berdirilah Indonesische Studie-club sebagai usaha menghapuskan provinsinsialisme yang dapat dilihat pernyataannya dalam “Hari Internsluair” dimana buat pertama kalinya putra-putra berbagai daerah bertemu.
Pada tahun 1927 ia dianggkat anggota dewan rakyat (Voolkstraad) dimana pada saat itu diadakan konsolodasi pergerakan politik dengan terbentuknya majelis permufakatan perkumpulan-perkumpulan politik kebangsaan Indonesia (PPPKI) dimana ia diangkat sebagai ketua majelis. Pada tahun 1930 berdirilah persatuan bangsa Indonesia (PBI) sebagai penjelmaan Indonesische Studie-club, bahkan atas inisiatifnyalah tahun 1931 KONGRES INDONESIA RAYA yang pertama terselenggara sekaligus hadiah bagi Bung Karno yang baru keluar dari penjara Sukamiskin.
Tahun 1934 terjadi fusi antara PBI dan BU yang melahirkan partai Indonesia Raya (Parindra), DR.Sutomo sebagai ketua umum pertama. Tahun 1936 mulai melakukan perlawatan keluar negeri yaitu Jepang, India, Mesir, Netherland, Mesir, Inggris, Turki dan Palestina. Setibanya dari negara-negara tersebut Parindra menyelenggarakan kongresnya beliau sebagai ketua umum sampai meninggalnya tanggal 30 Mei 1938. Sesuai dengan pesannya dia dimakamkan digedung Nasional Surabaya ditengah masyarakat yang dicintainya. inalilahi waina illahi rojiun...
No comments:
Post a Comment
Kami mengucapkan Terima Kasih atas Komentarnya saudara-saudara semua.
Dan Selamat Datang dan Bergabung dengan Kami,
Sukses Selalu berpihak pada saudara-saudara semua
Salam
Pemimpin Paguyuban Pakoe Boewono
RM.Soegiyo